Bisnis.com, JAKARTA - PT Pelabuhan Indonesia II (Persero) atau IPC mengungkapkan pihaknya memilih tak mengikuti kegiatan lelang calon operator Pelabuhan Patimban, Subang, Jawa Barat.
IPC menyebut pihaknya akan memfokuskan pengembangan bisnis untuk pelabuhan yang ada di Jakarta yakni Pelabuhan Tanjung Priok.
Dengan kepastian ini, maka Pelabuhan Tanjung Priok akan bersaing memperebutkan pasar yang sama dengan Pelabuhan Patimban. Kedua pelabuhan memiliki keunggulan untuk terminal kendaraan hingga barang-barang elektronik.
Direktur Utama IPC Arif Suhartono menuturkan hingga proses penutupan lelang operator Pelabuhan Patimban pada Kamis (15/10/2020) kemarin, pihaknya tidak memasukkan berkas.
"Terkait dengan Pelabuhan Patimban, kami dari IPC belum mengikuti proses lelang, saat ini lebih [fokus] ke pengembangan Pelabuhan Tanjung Priok," jelasnya kepada Bisnis, Minggu (18/10/2020).
Menurutnya, dengan memperbaiki layanan di Pelabuhan Tanjung Priok dapat meningkatkan daya saing IPC sehingga dapat lebih baik dari pada kompetitor lainnya termasuk Pelabuhan Patimban.
Arif menilai jika Pelabuhan Patimban dikelola oleh pihak swasta, maka akan berdampak baik bagi Indonesia. Perbedaan operator ini akan menumbuhkan model persaingan yang lebih terbuka yang pada akhirnya membawa dampak positif dalam industri.
Ketika ditanya mengenai alasan tidak meneruskan rencana turut serta menjadi operator pelabuhan tersebut, Arif hanya menyebut, "banyak pertimbangannya".
IPC sebelumnya disebut cukup tertarik menjadi salah satu operator Pelabuhan Patimban. Perseroan telah melayangkan surat pernyataan minat atau letter of intent (LoI) kepada Kemenhub selaku regulator sejak Agustus 2019. Perseroan bahkan sempat menyusun rencana strategis secara pasti setelah proses pelelangan.
Namun dengan kepastian ini, maka pihak swasta akan menjadi pengelola pelabuhan strategis itu.
Setelah tahap pengambilan formulir prakualifikasi ditutup, Bisnis merangkum informasi sedikitnya terdapat 10 perusahaan yang berminat dengan mengambil formulir. Lelang yang bersifat terbuka ini bisa diikuti oleh BUMN maupun pihak swasta. Baik lokal maupun bekerjasama dengan pihak asing.