Bisnis.com, JAKARTA – Penjualan rumah di Singapura naik ke level tertinggi dalam lebih dari 2 tahun pada September 2020.
Pencapaian tersebut didukung oleh suku bunga yang rendah serta stimulus pemerintah yang melindungi tekanan ekonomi akibat pandemi virus corona.
Menurut data Urban Redevelopment Authority yang dirilis pada Kamis (15/10/2020), penjualan unit melonjak 5,6 persen menjadi 1.329 sepanjang bulan lalu, tertinggi sejak Juli 2018.
Data tersebut menunjukkan pasar properti Singapura tengah berjuang menghadapi resesi terburuk di negara kota itu setelah lockdown selama 2 bulan untuk memerangi virus corona.
Untuk meredam kejatuhan ekonomi, pemerintah negeri jiran tersebut mengeluarkan stimulus senilai lebih dari S$100 miliar (Rp1,08 triliun).
Nilai properti juga naik 0,8 persen pada kuartal III/2020, menurut perkiraan awal. Data yang lebih kuat dari perkiraan tersebut mendorong analis untuk merevisi perkiraan. Mereka sekarang memprediksi harga naik 1,5 persen tahun ini, setelah sebelumnya memperkirakan penurunan hingga 6 persen.
Kepala penelitian dan konsultasi OrangeTee & Tie Christine Sun mengatakan kenaikan penjualan disebabkan oleh permintaan yang kuat dari pembeli lokal, terutama orang kaya yang mencari aset.
"Mereka mungkin merasa sekarang merupakan waktu yang tepat untuk memasuki pasar, karena harga properti kemungkinan naik setelah pandemi dan ekonomi Singapura sedang dalam pemulihan bertahap," ucapnya.
"Stok perumahan di banyak peluncuran unit tengah menipis, sehingga mungkin memicu urgensi calon pembeli untuk mengeksekusi pembelian sekarang," lanjut Christine.