Bisnis.com, JAKARTA — Bank Indonesia (BI) melihat sinyal pemulihan ekonomi akan kian kuat pada beberapa bulan terakhir tahun ini seiring dengan ekspansi belanja pemerintah, geliat sektor korporasi, dan minat pembiayaan perbankan yang membaik.
Deputi Gubernur Bank Indonesia Doni Primanto Joewono mengatakan bank sentral meyakini penyerapan anggaran dan belajar negara akan menjadi penggerak utama pertumbuhan ekonomi nasional.
Dia menyebutkan ekspansi belanja pemerintah akan tinggi setidaknya dalam beberapa bulan terakhir.
“Kami akan review tiap bulan, transaksi pemerintah akan tinggi, jadi kami siap support,” kata Doni dalam diskusi digital dengan media, sore ini, Rabu (14/10/2020).
Sementara itu, Asisten Gubernur Kepala Departemen Kebijakan Makroprudensial Bank Indonesia Juda Agung mengatakan ada sejumlah indikator perekonomian yang membaik selama kuartal III/2020.
Dia menyebutkan keinginan pemberian kredit bank meningkat dan permintaan korporasi juga mulai bergerak. Hal ini tak lepas dari sejumlah upaya yang dilakukan pemerintah dan BI sebagai otoritas moneter.
Baca Juga
“Mudah-mudahan indikasi supply dan demand ini terakselerasi dalam beberapa bulan ke depan,” kata Juda.
Kepala Departemen Statistik BI Yati Kurniati menjelaskan sinyal ekonomi yang mulai membaik terlihat dari hasil survei yang dilakukan bank sentral.
Survei tersebut dilakukan pada September 2020 terhadap lebih dari 300 responden korporasi dan 4.600 rumah tangga.
“Untuk kebutuhan pembiayaan 3 bulan ke depan, hampir semua positif ada optimisme, ada upaya meningkatkan kapasitas produksi masing-masing sektor,” ungkapnya.
Yati menjelaskan sektor usaha pertambangan, konstruksi dan industri pengolahan, jasa keuangan, pendidikan, sektor gas, listrik, dan air, juga memperlihatkan permintaan.