Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Pemerintah Fasilitasi Investor Gula Asal Thailand, Gimana Nasib Perusahaan Lokal?

Pengembangan investasi di bidang usaha industri dan perkebunan gula ini akan memiliki kapasitas produksi 1,5 juta MT per tahun. Sementara itu, pengembangan industri garam memiliki kapasitas produksi 2,2 juta MT per tahun.
Buruh mengangkut tebu ke atas truk saat panen di Magetan, Jawa Timur, Selasa (11/7)./ANTARA-Fikri Yusuf
Buruh mengangkut tebu ke atas truk saat panen di Magetan, Jawa Timur, Selasa (11/7)./ANTARA-Fikri Yusuf

Bisnis.com, JAKARTA – Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) memfasilitasi minat investor asal Thailand di bidang usaha industri dan perkebunan gula dengan nilai investasi sebesar US$200 juta serta industri garam dengan nilai investasi sebesar US$120 juta di Indonesia.

Pengembangan investasi di bidang usaha industri dan perkebunan gula ini akan memiliki kapasitas produksi 1,5 juta MT per tahun. Sementara itu, pengembangan industri garam memiliki kapasitas produksi 2,2 juta MT per tahun.

Sebagai salah satu bentuk komitmen untuk merealisasikan rencana investasinya, beberapa perusahaan afiliasi investor Thailand tersebut menandatangani nota kesepahaman dengan PT Pos Logistik Indonesia dalam kerja sama layanan logistik bagi produk-produk yang dihasilkan.

Deputi Bidang Pengendalian Pelaksanaan Penanaman Modal BKPM Imam Soejoedi menyampaikan rencana kerja sama pengembangan industri gula dan garam ini tidak hanya untuk penguatan sektor industri saja, akan tetapi juga dalam rangka subsitusi impor, sehingga dapat memberikan multiplier effects bagi Pemerintah Indonesia.

“Permintaan dari BKPM, tolong libatkan Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM) yang ada di daerah lokasi investasi, baik sebagai supply chain maupun supplier, agar rembesan investasi ini bisa dinikmati di daerah," kata Imam, Rabu (14/10/2020).

Menurut Imam, dengan skema tersebut perusahaan lokal juga mendapatkan keuntungan dari adanya investasi ini. Pemerintah, kata dia, tidak ingin sentra ekonomi hanya di pusat, tapi juga harus didorong di daerah. Minimal 20 persen kegiatan supply chain-nya diberikan kepada daerah, dengan catatan perusahaan lokal yang memiliki kapabilitas, kapasitas, dan ekuitas.

Selain itu, optimalisasi penyerapan tenaga kerja di lokasi investasi juga sangat diperlukan. BKPM akan berkoordinasi dengan pemerintah daerah di lokasi usaha, terkait kesiapan jumlah tenaga kerja lokal yang dapat diserap dengan adanya investasi ini.

Pada kesempatan yang sama, Staf Khusus bidang Ekonomi Makro BKPM Eka Sastra menjelaskan bahwa BKPM memiliki tugas untuk memfasilitasi investasi yang akan masuk ke Indonesia, baik investasi asing maupun dalam negeri.

Dalam hal ini, BKPM akan mengajak pihak swasta dan BUMN untuk berkolaborasi agar semakin banyak investasi yang masuk dan berkualitas, sehingga sektor industri dapat berkembang lebih baik.

“Saya menyampaikan arahan dari Kepala BKPM, agar rencana investasi ini tidak berhenti di MoU saja. Tapi bisa dijalankan dengan baik, dengan memaksimalkan potensi yang kita miliki,” ucap Eka.

Indonesia dipilih sebagai lokasi yang tepat untuk membangun industri tersebut karena dinilai memiliki keunggulan lokasi yang strategis sebagai akses pasar untuk memenuhi kebutuhan gula dan garam dalam negeri, ASEAN, maupun pasar global.

Selain itu perusahaan juga dapat memanfaatkan sertifikasi halal dari Indonesia sebagai negara dengan penduduk muslim terbesar di dunia untuk memasuki pasar Timur Tengah.


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Penulis : Edi Suwiknyo
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper