Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Jika Sukses, Vaksinasi Akan Pacu Konsumsi Masyarakat dan Sektor Industri

Menurut kalkulasi pemerintah, kebutuhan distribusi vaksinasi mencapai 160 juta orang dengan kebutuhan vaksin 320 juta dosis.
Perusahaan vaksin dari China, CanSino Bio./Istimewa
Perusahaan vaksin dari China, CanSino Bio./Istimewa

Bisnis.com, JAKARTA – Keberhasilan strategi penanganan Covid-19 melalui upaya pemerintah dalam menyukseskan proses vaksinasi berpotensi dapat mengakselerasi pemulihan daya konsumsi dan sektor industri.

Menurut Direktur Executive Next Policy Fithra Faisal Hastiadi, hal tersebut dipicu oleh kembalinya kepercayaan diri masyarakat untuk melakukan aktivitas konsumsi di pasar, sehingga memacu ekspektasi positif terkait dengan pemulihan daya konsumsi dan sektor industri.

Bahkan, kata Fithra, ketika rencana vaksinasi yang telah dijalankan pemerintah terealisasi sesuai dengan harapan, Indonesia memiliki peluang untuk menjadi negara dengan rebound ekonomi tercepat di Asia Tenggara.

Menurut Fitch Ratings, pertumbuhan ekonomi Indonesia pada 2021 diperkirakan mampu rebound hingga 6,6 persen dan diprediksi momentumnya berlanjut ke 2022 dengan pertumbuhan ekonomi 5,5 persen.

"Jadi, ini kalau bicara ekspektasi positif, ini akan memacu ekspektasi itu. Kendati pun, belum ada yang pasti hingga vaksinnya dieksekusi, tapi pemerintah sudah melakukan best effort-lah," ujar Fithra kepada Bisnis, Selasa (13/10/2020).

Namun demikian, pemerintah masih memiliki sejumlah tantangan meskipun pertumbuhan ekonomi diprediksi positif dua tahun berturut-turut.

Pertama, memastikan confidence pasar kepada baik pelaku usaha maupun masyarakat sehingga berpotensi mendorong ekspansi bisnis serta kembalinya kepercayaan diri masyarakat untuk melakukan spending.

Sejauh ini, jelas Fithra, terdapat sekitar 20 persen masyarakat menengah ke atas yang masih menahan diri untuk belanja demi menghindari risiko jangka pendek dan melihat belum ada tanda-tanda perbaikan.

Kedua, menahan hantaman dari luar mengingat pandemi Covid-19 merupakan bencana dengan magnitude global sehingga akselerasi pemulihan ekonomi dapat terganggu oleh peristiwa eksternal. Salah satunya, masih adanya kemungkinan untuk terjadi outbreak penyebaran virus.

Menurut ekspektasi World Health Organization (WHO), pandemi Covid-19 baru akan rampung pada 2022. Dengan demikian, potensi terjadinya wabah penyebaran virus di rentang periode tersebut masih cukup besar.

"Selama masih di dalam renang waktu tersebut, ancamannya masih akan selalu ada," kata Fithra.

Namun demikian, sambungnya, sejumlah kebijakan domestik menjadi hal yang diperkirakan bakal membedakan tingkat pemulihan suatu negara, antara lain vaksinasi, penekanan tingkat infeksi virus Covid-19, serta optimasi stimulus fiskal.

Sebagai informasi, dalam pertemuan dengan Menteri Luar Negeri China Wang Yi beberapa hari lalu, Menteri Koordinator Maritim dan Investasi Luhut Binsar Pandjaitan menyebut China siap menyokong Indonesia sebagai negara hub vaksin Covid-19 di Asia Tenggara. 

Terlebih, kapasitas produksi vaksin Covid-19 di Indonesia adalah yang terbesar di regional. Kapasitas produksi vaksin Merah Putih oleh Biofarma mencapai 250 juta unit.

Belum lagi, dari sisi pengadaan luar negeri, pemerintah cukup gerak cepat. Setelah menerbitkan Perpres No. 99/2020, Menko Perekonomian sudah mengumumkan skema prioritas penerima vaksinasi. 

Menurut kalkulasi pemerintah, kebutuhan distribusi vaksinasi mencapai 160 juta orang dengan kebutuhan vaksin 320 juta dosis. Jatah untuk 135 juta orang dipastikan sudah aman dengan ketersediaan 270 juta dosis pada 2021, sedangkan sisanya akan diupayakan pada 2022. 

Untuk pengadaan luar negeri, Indonesia akan memborong 100 juta dosis vaksin dari AstraZaneca dengan uang muka US$250 juta.

Pada akhir tahun ini hingga tahun depan, vaksin didatangkan sebanyak 143 juta dosis dari Sinovac, 15 juta dosis dari Sinofarm, dan 100.000 dosis dari Cansino. 


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper