Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Performa Industri Furnitur Dipastikan Terkontraksi Tahun Ini

Himpunan Industri Mebel dan Kerajinan Indonesia (HIMKI) menyatakan hilangnya permintaan pada April-Juni 2020 membuat sebagian besar pabrikan menghentikan produksinya sejak Agustus 2020.
Presiden Joko Widodo (tengah) meninjau pameran International Furniture Expo (IFEX) 2019 di Jakarta, Rabu (13/3/2019)./ANTARA-Akbar Nugroho Gumay
Presiden Joko Widodo (tengah) meninjau pameran International Furniture Expo (IFEX) 2019 di Jakarta, Rabu (13/3/2019)./ANTARA-Akbar Nugroho Gumay

Bisnis.com, JAKARTA - Performa industri mebel hingga akhir 2020 dipastikan akan terkontraksi dari capaian tahun lalu, akibat hilangnya permintaan pada kuartal II/2020 yang dinilai jadi penyebab utamanya. 

Himpunan Industri Mebel dan Kerajinan Indonesia (HIMKI) menyatakan hilangnya permintaan pada April-Juni 2020 membuat sebagian besar pabrikan menghentikan produksinya sejak Agustus 2020. Terlebih, tidak adanya pameran mebel pada akhir kuartal III/2020 membuat mesin-mesin di sebagian pabrikan belum akan menyala. 

"Kalkulasi kami mungkin akan tetap terjadi penurunan dibanding [nilai ekspor] tahun lalu yang US$2,5 miliar. Kalau kami lihat di lapangan bisa saja mengalami penurunan 8-12 persen. Lumayan besar, karena ada stop order," kata Presidium HIMKI Abdul Sobur kepada Bisnis, Sabtu (10/10/2020). 

Dengan kata lain, nilai ekspor industri furnitur sampai akhir 2020 hanya akan mencapai sekitar US$2,25 miliar. Sobur meramalkan perbaikan permintaan pada industri mebel baru akan membaik setidaknya pada kuartal II/2021.

Penurunan nilai ekspor tersebut menggambarkan performa industri mebel secara keseluruhan mengingat 95 persen pabrikan mebel nasional berorientasi ekspor. Adapun, sekitar 80 persen dari total pabrikan di industri mebel masih berskala industri kecil dan menengah (IKM). 

Sobur mencatat saat ini median utilisasi industri mebel berada di kisaran 40 persen. Adapun, angka tersebut membaik dari angka pada April 2020 di kisaran 20 persen.

"Tren akan naik meski tidak signifikan. Kami prediksi terutama awal tahun depan akan lebih tinggi [tingkat utilisasi industri mebel nasional]," ucapnya

Sobur menyampaikan peningkatan utilisasi per September 2020 tersebut disebabkan oleh peningkatan permintaan dari pasar global. Menurutnya, peritel di pasar global meyakini bahwa pandemi global yang terjadi saat ini dapat diatasi awal 2021, tepatnya sekitar Februari-Maret.

Dengan demikian, keyakinan tersebut membuat utilisasi pabrikan mebel berorientasi ekspor meningkat ke kisaran 40-50 persen pada akhir kuartal III/2020. 

Sementara itu, Sobur mencatat utilisasi pabrikan mebel berorientasi lokal masih berada di kisaran 30 persen. Walakin, Sobur optimistis lemahnya permintaan di dalam negeri hanya sementara.

"Pasar domestik akan kembali slow down, melambat tentunya [hingga akhir 2020], meskipun tidak sedramatis pada awal pandemi yang sangat drastis [penurunan utilisasinya," ucapnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Penulis : Andi M. Arief
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper