Bisnis.com, JAKARTA — Konsultan proyek konstruksi merasa terbantu dengan adanya kebijakan percepatan pembayaran termin yang dilakukan oleh Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat. Namun, kondisi perusahaan konsultan di daerah malah makin berat.
Ketua Umum Ikatan Nasional Konsultan Indonesia (Inkindo) Peter Frans menjelaskan bahwa kondisi perusahaan konsultan saat ini jauh lebih baik dibandingkan pada masa awal pandemi Maret lalu.
"Sudah lebih baik. Kondisi di Oktober ini proyek sudah jalan semua dan tentu konsultan juga bekerja, lalu sekarang juga pembayaran menjadi lebih lancar, artinya Kementerian PUPR merespons dengan baik harapan dan permintaan perusahaan konsultan," ujarnya kepada Bisnis, Jumat (9/10/2020).
Peter menjelaskan bahwa permintaan dimaksud adalah harapan agar pembayaran termin proyek dapat dilakukan lebih cepat sehingga kondisi keuangan perusahaan konsultan juga menjadi lebih baik setelah sempat mengalami tantangan berat akibat pandemi Covid-19 sejak Maret 2020.
Namun, kondisi ini, menurutnya hanya dirasakan bagi konsultan yang mendapatkan proyek di level nasional, sedangkan di tingkat daerah atau yang bergantung pada proyek APBD, kondisinya masih sama dan tantangannya makin berat.
Hal itu disebabkan oleh anggaran proyek di daerah rerata dipotong dan kebijakannya bukan penundaan pembayaran, melainkan pengurangan anggaran.
Baca Juga
"Misalnya, ada daerah yang APBD dan DAU-nya dipotong sampai 5 persen, jadi kondisinya pengurangan anggaran bukan penundaan pembayaran," ujarnya.
Sebelumnya, Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat memperoleh pagu Tahun Anggaran 2020 sebesar Rp87,61 triliun. Hingga 4 Oktober 2020 telah terealisasi sebesar Rp52,08 triliun atau sebesar 59,5 persen dengan progres fisik 60 persen.
Belanja infrastruktur PUPR seperti pembangunan dan pemeliharaan bendungan, irigasi, jalan, jembatan, sanitasi, sistem air minum, penataan kawasan, infrastruktur di kawasan strategis pariwisata, rumah MBR terus dilaksanakan dalam rangka meningkatkan daya saing sekaligus menjadi stimulus bagi sektor riil untuk tetap bertahan dan tumbuh pada masa Pandemi Covid-19 ini.