Bisnis.com, JAKARTA — Rencana pembangunan jalan tol baru hingga 2.700 kilometer dalam 5 tahun ke depan bisa dikategorikan dalam dua jenis bila dilihat dari fungsinya.
Sekretaris Jenderal Asosiasi Jalan Tol Indonesia (ATI) Krist Ade Sudiyono menjelaskan bahwa dua jenis tol baru tersebut adalah jalan tol utama (backbone), dan jalan tol pengumpan (feeder).
"Jalan tol backbone atau jalan tol tulang punggung. Tol yang termasuk klaster backbone ini adalah proyek jalan tol Trans-Jawa, jalan tol Trans-Sumatra, jalan tol Trans-Sulawesi, jalan tol Trans-Kalimantan, jalan tol Trans-Papua, jalan tol Trans-Nusa Tenggara, dan sebagainya," ujarnya kepada Bisnis, Kamis (8/10/2020).
Ade menjelaskan bahwa karakteritik dari pembangunan proyek tol utama ini umumnya membutuhkan investasi yang sangat tinggi, kelayakan finansialnya, dan ekonominya rendah.
Dengan demikian, model bisnis partisipasi yang melibatkan investasi sektor swasta akan kurang cocok untuk klaster ini. Seyogyanya, model pendanaan anggaran pemerintah pusat lebih diprioritaskan untuk klaster ini.
Kemudian yang kedua, yaitu jalan tol pengumpan atau tol akses ke pusat-pusat ekonomi, pariwisata, dan area pengembangan baru.
Baca Juga
Sebagaimana prinsip jaringan jalan tol adalah konektivitas, klaster jalan tol ini akan menghubungkan jaringan jalan tol utama dengan pusat-pusat ekonomi eksisting ataupun pusat-pusat pengembangan ekonomi baru.