Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Perusahaan Trump Diselidiki, Diduga Keliru Laporkan Nilai Properti

Perusahaan real estat Presiden Amerika Serikat Donald Trump dalam proses penyelidikan setelah muncul dugaan pelaporan keliru secara sengaja mengenai nilai properti untuk kepentingan pinjaman atau pajak.
Presiden AS Donald Trump keluar dari helikopter kepresidenan Marine One di Walter Reed National Military Medical Center pada 2 Oktober 2020./Bloomberg
Presiden AS Donald Trump keluar dari helikopter kepresidenan Marine One di Walter Reed National Military Medical Center pada 2 Oktober 2020./Bloomberg

Bisnis.com, JAKARTA – Putra Presiden AS Donald Trump, Eric, ditanyai di bawah sumpah oleh kantor jaksa agung New York, yang menyelidiki apakah perusahaan real estat keluarga tersebut keliru melaporkan nilai properti untuk mendapatkan pinjaman atau tunjangan pajak, kata seseorang yang mengetahui masalah tersebut.

Eric Trump, wakil presiden eksekutif di Trump Organization, mulai ditanyai oleh penyelidik negara pada Selasa (6/10/2020) WIB melalui konferensi video, kata sumber itu, yang menolak disebutkan namanya.

Trump, dari Partai Republik, awalnya menolak untuk memberikan kesaksian, kemudian gagal untuk menunda pemeriksaan mengenai hal itu sampai setelah pemilihan November.

Penyelidikan oleh Jaksa Agung New York Letitia James berfokus pada properti tidak dikenal bernama Seven Springs, yang menempati 212 acre (85,8 hektare) di luar New York City, serta transaksi yang melibatkan 40 gedung Wall Street milik Trump di Lower Manhattan, klub golf Los Angeles, dan Trump International Hotel and Tower Chicago. Namun, perusahaan membantah melakukan kesalahan.

Michael Cohen, mantan pengacara pribadi dan pemecah masalah Trump yang berbalik menjadi kritikus vokal, mengatakan mantan bosnya itu meningkatkan nilai asetnya "jika sesuai untuknya" dan menurunkan angka yang sama untuk mengurangi kewajiban pajaknya.

Hakim pengadilan negara bagian New York Arthur Engoron memerintahkan Eric Trump untuk mengajukan deposisi pada 7 Oktober setelah James mengambil tindakan hukum untuk menegakkan tujuh panggilan pengadilan untuk dokumen dan kesaksian yang ditahan oleh Trump Organization.

Hakim menolak argumen Trump bahwa dia terlalu sibuk mengerjakan kampanye pemilihan presiden ayahnya untuk diinterogasi.

Perusahaan Trump, yang menyerahkan ribuan dokumen kepada James, seorang Demokrat, menuduhnya mempersenjatai penyelidikan untuk tujuan politik menjelang pemilihan. Penyelidikan, bagaimanapun, sepertinya tidak akan selesai atau menghasilkan temuan publik sebelum 3 November.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Sumber : Bloomberg
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper