Bisnis.com, JAKARTA — Himpunan Wiraswasta Nasional Minyak dan Gas Bumi memproyeksikan penjualan liquified petroleum gas 3 kilogram tahun ini akan relatif stagnan jika dibandingkan dengan tahun lalu.
Ketua Umum DPP Hiswana Migas Rachmad Muhamadiyah menjelaskan bahwa selama pandemi Covid-19, tidak ada tren kenaikan pada volume penjualan LPG penugasan yakni LPG 3 kg.
Pembatasan sosial berskala besar, katanya, tidak berpengaruh besar terhadap konsumsi LPG untuk kebutuhan rumah. Namun, tren penurunan justru terjadi pada LPG non-PSO (public service obligation) karena aktivitas industri sempat lumpuh.
"Untuk yang LPG PSO hampir tetap atau sama. Kalau melihat perkembangan pandemi Covid-19 sampai saat ini, kecenderungan penjualan LPG non-PSO akan turun hingga akhir tahun," katanya kepada Bisnis, Senin (5/10/2020).
Sebelumnya, Sekretaris Jenderal Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral Ego Syahrial mengakui bahwa pergerakan konsumsi BBM dan LPG mengalami penurunan semester I/2020.
Untuk BBM konsumsi pada 2015 sebesar 67,51 juta kl dan terus merangkak naik pada 2016 menjadi 68,15 juta kl, 2017 sebanyak 70,98 juta kl, 2018 menjadi 74,08 juta kl, dan 2019 naik menjadi 75,12 juta kl.
Baca Juga
Hal serupa juga terjadi pada LPG, tingkat konsumsi LPG di masyarakat cenderung mengalami kenaikan, yakni 2015 tercatat 6,38 juta ton, 2016 sebanyak 6,64 juta ton, 2017 menjadi 7,19 juta ton, 2018 sebesar 7,56 juta ton, dan 2019 tercatat 7,7 juta ton.
Dalam kondisi normal, catatan Kementerian ESDM menunjukkan adanya tren peningkatan konsumsi BBM rata-rata sebesar 2,7 persen per tahun, bahkan konsumsi LPG meningkat rata-rata 5 persen per tahun.
"Ini tahun yang berat bagi seluruh negara di dunia, dampak pandemi terhadap sektor energi pasti sangat signifikan, baik investasi maupun yang bersinggungan langsung kepada masyarakat," tutur Ego.