Bisnis.com, JAKARTA – Scoot terpaksa mengurangi jadwal rute internasionalnya termasuk ke Indonesia, karena tingkat permintaan yang belum stabil kendati telah mulai membukanya secara bertahap sejak Juli 2020.
Scoot Chief Commercial Officer Scoot Calvin Chan mengatakan dengan dibukanya jalur hijau resiprokal dapat membantu memulihkan sejumlah volume penumpang antara Singapura dan Indonesia. Khususnya untuk melayani penumpang yang perlu melakukan perjalanan penting.
Scoot pun telah membuka kembali rute yang sempat dihentikan, yaitu Surabaya-Singapura pada Juli 2020. Selain itu, juga meluncurkan rute baru dari Yogyakarta pada September dan Semarang yang kemungkinan pada Oktober 2020.
Namun, lanjutnya, dengan permintaan perjalanan belum sepenuhnya pulih dan masih ada pembatasan keluar masuk negara maka lalu lintas di rutenya menjadi sangat terbatas.
“Sejak kembali beroperasinya rute Surabaya-Singapura, kami beroperasi dengan pengurangan frekuensi setiap minggunya. Situasi terus berubah dan kami akan terus memantau permintaan dan menyesuaikan jadwal kami,” jelasnya kepada Bisnis.com, Jumat (2/10/2020).
Oleh karena itu, maskapai bertarif hemat tersebut berhubungan dengan regulator dan badan industri lainnya untuk mengetahui informasi terbaru dan praktik terbaik. Hal itu dilakukan supaya penumpang dapat memitigasi perubahan rencana perjalanan mereka.
Baca Juga
Maskapai di bawah grup Singapore Airlines tersebut juga telah memperpanjang kebijakan perubahan-tanggal-gratis-satu-kali untuk semua pemesanan sampai akhir Desember 2020. Salah satunya dengan menawarkan pengembalian dana dalam bentuk uang tunai 100 persen maupun voucher sebesar 120 persen kepada penumpang yang terdampak pembatalan perjalanan.
Selama beberapa bulan terakhir, perusahaan juga telah mengambil beberapa langkah sebagai upaya mengurangi dampak terhadap staf terutama pilot dan awak kabin yang penghasilannya bergantung kepada jam terbang.
Terlebih dengan mayoritas jaringan Scoot berhenti beroperasi untuk sementara akan membuat banyak awak kabin tidak bisa terbang sehingga perusahaan menempatkan awak terdampak pada pekerjaan alternatif sementara atau pekerjaan sekunder selama periode ini dengan dukungan Serikat Pekerja Scoot.
“Hingga saat ini, kami telah menempatkan sekitar 600 staf pada pekerjaan tersebut. Mengingat dampak pandemi yang berkepanjangan sampai pemulihan, sayangnya tindakan tersebut tidak cukup untuk mencegah kebutuhan untuk mengurangi beberapa staf Scoot,” jelasnya.