Bisnis.com, JAKARTA - Kepala Badan Kebijakan Fiskal (BKF) Kementerian Keuangan Febrio Kacaribu mengatakan bahwa pandemi Covid-19 menghasilkan kontraksi ekonomi global terburuk dalam sejarah.
“Global financial crisis [pada 2009] semua dunia negatifnya kecil. Tapi waktu itu negara maju cukup dalam. Negara berkembang seperti Indonesia responsnya resilient,” katanya dalam diskusi virtual, Jumat (2/10/2020).
Berdasarkan catatan International Monetary Fund (IMF), laju pertumbuhan dunia pada tahun ini diproyeksikan -4,9 persen. Untuk negara maju -8 persen dan negara berkembang -3 persen.
Pertumbuhan yang lesu tersebut tidak separah pada 2009 lalu. Saat itu, laju ekonomi dunia -1 persen. Sedangkan negara maju -3,3 persen dan negara berkembang 2,8 persen.
Febrio menjelaskan bahwa dampak dan karakteristik dari penyebab kontraksi itulah yang menjadi faktornya.
“Kalau global financial crisis itu bisa dihitung dan perkirakan kapan berakir. Tapi Covid-19 ini tidak biasa,” jelasnya.
Meski begitu, Febrio menuturkan bahwa kini tanda-tanda perbaikan sudah mulai terlihat. Harapannya kondisi global sudah kembali normal sehingga bisa seperti sedia kala.
Baca Juga
“Apakah itu baik pada 2021 atau 2022. Tapi dilihat dari indikator ini bisa lebih baik 2021 daripada 2020 apalagi kalau pada 2020 tertekan lebih dalam,” ucapnya.