Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Resesi Melanda, Utilisasi Industri Kimia Dasar Turun Lagi

Asosiasi Kimia Dasar Anorganik (Akida) mendata rentang utilisasi pabrikan pada kuartal III/2020 menjadi 40-50 persen. Adapun, rentang utilisasi pabrikan kimia dasar pada kuartal II/2020 ada di posisi 40-60 persen.
Pekerja beraktivitas di proyek pembangunan pabrik Polyethylene (PE), di kompleks petrokimia terpadu PT Chandra Asri Petrochemical Tbk (CAP), Cilegon, Banten, Kamis (19/7/2018). Produksi industri kimia dasar pada 2020 diproyeksikan anjlok 10-30 persen secara tahunan.  /JIBI-Felix Jody Kinarwan
Pekerja beraktivitas di proyek pembangunan pabrik Polyethylene (PE), di kompleks petrokimia terpadu PT Chandra Asri Petrochemical Tbk (CAP), Cilegon, Banten, Kamis (19/7/2018). Produksi industri kimia dasar pada 2020 diproyeksikan anjlok 10-30 persen secara tahunan. /JIBI-Felix Jody Kinarwan

Bisnis.com, JAKARTA - Asosiasi Kimia Dasar Anorganik (Akida) mendata rentang utilisasi pabrikan pada kuartal III/2020 menjadi 40-50 persen. Adapun, rentang utilisasi pabrikan kimia dasar pada kuartal II/2020 ada di posisi 40-60 persen.

Ketua Umum Akida Michael Susanto Pardi mengatakan penurunan tersebut disebabkan oleh penurunan permintaan bahan baku oleh industri hilir. Selain itu, volume bahan kimia dasar impor tumbuh pada kuartal III/2020.

"Sepertinya belum ada industri [hilir kimia] yang bisa lebih dari 60 persen. Prediksi saya [utilisasi] industri [kimia dasar] pada kuartal IV.2020 berkisar 40-60 persen," katanya kepada Bisnis, Jumat (2/10/2020).

Michael menyatakan permintaan bahan baku dari industri hilir kimia masih stagnan cenderung menurun. Adapun, beberapa industri yang permintaan bahan bakunya stagnan adalah detergen, keramik, air bersih, pulp, dan kertas.

Sementara itu, Michael meliaht serapan bahan baku oleh industri otomotif masih sangat rendah. Walakin, Michael mencatat serapan bahan baku oleh industri ban mengalami peningkatan per September 2020.

Singkat kata, Michael menyatakan industri yang beroperasi di kawasan industri masih rendah. Hal tersebut dilihat dari menurunnya penggunaan air bersih di kawasan industri.

""Inventarisasi bahan baku di industri hilir menurun. [Hal tersebut menjadikan] pabrikan kimia dasar anorganik masih running kapasitas di 40-50 persen." ucapnya.

Selain penurunan utilisasi, pandemi Covid-19 juga menggerus arus kas mayoritas pabrikan. Menurutnya, saat ini cadangan kas pabrikan minimal telah tergerus sekitar 50 persen.

Sementara itu, beberapa pabrikan hilir menunda pembayaran ke industri kimia dasar. Michael menyatakan beberapa pabrikan juga terpaksa mengambil pinjaman berbiaya tinggi.

Alhasil, Michael meramalkan volume produksi industri kimia dasar pada 2020 akan anjlok 10-30 persen secara tahunan. Pasalnya, Michael pesimistis akan terjadi lonjakan permintaan pada 90 terakhir tahun ini.

Michael mendata realisasi produksi pada kuartal I/2020 telah lebih rendah secara tahunan. Setelah itu, volume produksi pasti lebih rendah pada kuartal II/2020 dan kuartal III/2020 karena perekonomian nasional jatuh ke jurang resesi.

Adapun, Michael meramalkan tidak akan ada lonjakan permintaan bahan baku kimia dasar yang tinggi pada kuartal IV/2020. "Tidak mungkin ada keajaiban ekstra yang bisa cover kuartal I/2020-kuartal III/2020."

Kepala Badan Kebijakan Fiskal (BKF) Kementerian Keuangan (Kemenkeu) Febrio Kacaribu mengungkapkan Indonesia sudah masuk resesi sejak awal kuartal I/2020.

Seperti diketahui, ekonomi Indonesia mengalami penurunan saat itu. Dari biasanya PDB Indonesia berada di kisaran 5 persen, turun menjadi 2,97 persen pada kuartal I/2020. Penurunan terus berlanjut ke kuartal II yang realisasinya minus 5,32 persen.

"Ini sudah jelas resesi, tetapi dalam menilai resesi ini penting untuk melakukan perbandingan yang fair," kata Febrio dalam media briefing virtual dengan BKF, Kamis (1/10/2020).

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Penulis : Andi M. Arief
Editor : Fatkhul Maskur
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper