Bisnis.com, JAKARTA — Perusahaan farmasi asal Korea Selatan, Daewoong Pharmaceutical, menginvestasikan KRW10 miliar untuk pengembangan tiga jenis produk perawatan Covid-19 yang diperkirakan rampung pada 2021.
CEO Daewoong Pharmaceutical Sengho Jeon mengatakan produksi ketiga obat tersebut dilakukan serentak di Korea dan Indonesia. Dia pun memastikan akan terus memantau tren penyebaran dan jumlah pasien Covid-19 guna pehitungan kapasitas produksi obat yang tepat.
"Kami berencana untuk menyediakan perawatan sesuai dengan kebutuhan pasar. Pengembangan dan pelaksanaan uji klinis kurang lebih menghabiskan dana kurang lebih KRW10 miliar," tulisnya melalui pesan elektronik, Rabu (30/9/2020).
Jeon mengemukakan pastinya saat ini Daewoong Pharmaceutical memiliki pabrik produksi di Hyangnam, Osong, dan pabrik botulinum toxin di Korea.
Pabrik di Hyangnam dikhususkan untuk produksi obat berskala kecil, dan Pabrik Osong dikhususkan untuk produksi obat berskala besar, dan memiliki fasilitas produksi yang baik, dan terus berupaya mengembangkan dan memproduksi obat baru dengan daya saing global untuk menjadi pemimpin dalam pasar.
Selain itu, Daewoong Infion di Indonesia juga akan memproduksi produk bio Daewoong Pharmaceutical.
Baca Juga
Jeon menilai per September 2020 ini, jumlah kasus Covid-19 yang terkonfirmasi mencapai lebih dari 30 juta dengan jumlah kematian yang meningkat sekitar satu juta. Namun, hingga saat ini, perawatan atau vaksin yang jelas belum dikembangkan dan tersedia.
"Untuk itu kami mengembangkan tiga jenis perawatan Covid-19 yakni Camostat, Niclosamide [DWRX2003] dan perawatan sel punca [DWP710] secara bersamaan untuk menyediakan pilihan tindakan yang dapat dilakukan tenaga kesehatan yang dapat disesuaikan dengan kondisi pasien," katanya.
Jeon mengemukakan perseroan yang tahun lalu meraup penjualan US$1,2 miliar ini tengah mengembangkan tiga jenis obat Covid-19 dengan memanfaatkan teknologi dan kemampuan R&D perusahaan dalam rangka mengatasi pandemi dengan cepat dan menyediakan solusi bagi lembaga kesehatan.
Menurutnya, ketiga obat Covid-19 akan ditujukan pada pasien berdasarkan kondisi mulai dari kesulitan pernapasan ringan, sedang, parah, dan akut, serta menyediakan perawatan kesehatan yang mempertimbangkan kemudahan pemberian obat oral dan injeksi.
Adapun dalam pembuatan obat ini perseroan menggunakan bahan-bahan Camostat. Produk berbahan Camostat ini telah dipasarkan sejak 2012 sebagai pengobatan pankreatitis.
"Mempertimbangkan cara kerjanya, produk ini diharapkan efektif dalam merawat pasien bergejala ringan dan sedang, yang melingkupi 80% dari seluruh pasien Covid-19. Sebagai obat oral, produk berbahan Camostat dapat diresepkan dan dilakukan di mana saja sehingga pasien tidak perlu dirawat inap. Saat ini Fostar sedang menjalani uji klinis fase 2 di Meksiko serta di Korea," ujar Jeon.
Sementara itu, obat DWRX2003 akan diproduksi menggunakan Niclosamide dengan komponen anthelmintik. Produk inovatif ini menggunakan teknologi IM Depot Injection, teknologi unggulan yang dikembangkan di Daewoong Pharmaceutical.
Jeon mengklaim berdasarkan penelitian Niclosamide telah terbukti memiliki efek antivirus yang lebih unggul dibandingkan dengan remdesivir atau chloroquine, tetapi efektivitasnya atau drug bioavailability dapat menurun apabila diberikan sebagai obat oral.
Untuk itu, DWRX2003 dari Daewoong telah dikembangkan untuk menggantikan obat oral dengan menggunakan teknologi Depot Injection sehingga tingkat efektivitasnya dapat ditingkatkan secara optimal. Saat ini uji klinis fase 1 telah diajukan di Korea, di India dan Filipina uji klinis dilakukan kepada orang yang sehat dan pasien
Obat terakhir yakni untuk perawatan sel punca jenis DWP710 juga sedang dikembangkan untuk perawatan Sindrom Gangguan Pernapasan Akut (ARDS) dengan tingkat kematian pasien Covid-19 sebesar 40%.
Saat ini uji klinis Fase 1 sedang dilakukan di Indonesia di bawah pemantauan BPOM untuk mengatasi gejala dispnea dan mengurangi tingkat kematian dengan efek kekebalan dan mengendalikan inflamasi pada pasien dengan menggunakan sel punca.
Untuk perawatan berbasis sel punca, Daewoong Pharmaceutical akan menyelesaikan uji klinis dan mendapatkan persetujuan Izin Penggunaan Darurat (EUA) tahun depan dan menyediakannya untuk masyarakat Indonesia.