Bisnis.com, JAKARTA - Bank Dunia memperkirakan ekonomi sebagian besar negara di kawasan Asia Timur dan Pasifik akan mengalami kontraksi pada tahun ini sebagai dampak dari terpukulnya ekonomi karena pandemi Covid-19.
Diperkirakan, ekonomi Asia Timur dan Pasifik pada tahun ini masih akan tumbuh positif pada kisaran 0,9 persen, terbantu oleh China yang ekonominya diperkirakan tumbuh 2 persen pada 2020.
Dalam laporan World Bank East Asia and Pacific Economic Update October 2020, penganggulangan pandemi sejauh ini telah berhasil dilakukan di beberapa negara di kawasan ini, kecuali Filipina dan Indonesia.
Penanggulangan yang berhasil di beberapa negara tersebut memicu pemulihan aktivitas ekonomi domestik. Namun, di sisi lain, kebangkitan ekonomi di negara-negara tersebut juga masih bergantung pada kondisi ekonomi negara lainnya.
Diperkirakan, dampak pandemi akan menghambat pemulihan ekonomi di regional hingga satu dekade ke depan.
"Konsekuensi pandemi ini dapat mengurangi pertumbuhan regional selama dekade berikutnya sebesar 1 poin persentase per tahun," tulis Bank Dunia, yang dikutip Bisnis, Selasa (29/9/2020).
Baca Juga
Bank Dunia memaparkan pandemi akan menyebabkan dampak yang berkepanjangan pada pertumbuhan investasi, produktivitas, dan kualitas SDM. Tak hanya itu, neraca perbankan juga terancam akan memburuk akibat ketidakpastian yang masih tinggi, serta menimbulkan risiko terhadap stabilitas ekonomi.
Wabah, krisis pangan, pekerja yang kehilangan pekerjaan, penutupan sekolah akan menyebabkan terkikisnya kualitas SDM dan mengancam hilangnya pendapatan. Produktivitas dunia usaha juga akan terganggu dalam jangka waktu yang panjang, sejalan dengan perdagangan dan rantai nilai global yang terganggu .
Di samping itu, dampak yang paling parah akan dialami oleh masyarakat kelas bawah, yang aksesnya terhadap kesehatan, pendidikan, pekerjaan, dan keuangan, sangat terbatas.