Bisnis.com, JAKARTA — Holding perusahaan tambang, Mining and Industry Indonesia (MIND ID), mengungkapkan rencana terkait pengelolaan blok tambang bekas wilayah kerja PT Freeport Indonesia di Papua.
Blok tambang tersebut adalah Blok Wabu yang merupakan hasil penyusutan wilayah kerja Freeport Indonesia yang kemudian telah diserahkan ke pemerintah daerah.
Direktur Utama MIND ID Orias Petrus Moedak membenarkan bahwa pemerintah daerah setempat akan menyerahkan pengelolaan blok tersebut kepada MIND ID. Untuk tindak lanjutnya, MIND ID akan menyerahkannya kepada PT Aneka Tambang (Persero) Tbk.
Baca Juga
"Memang ada surat dari gubernur untuk menyerahkan kepada MIND ID, tapi yang ahli di bidang emas itu di grup kami adalah Antam. Nanti kami akan serahkan ke Antam," ungkap Orias dalam rapat dengar pendapat di Komisi VI DPR RI, Selasa (29/9/2020).
Untuk peran MIND ID, lanjut Orias, nantinya bertindak sebagai pihak yang akan melakukan kerja sama dengan pemerintah daerah Papua untuk pengelolaan tambang Blok Wabu.
"Dari MIND ID akan bekerja sama dengan pemda untuk tanda tangan kerja sama untuk pengelolaan tambang di Papua. Ini masih tahap awal untuk kerja sama tersebut," katanya.
Sebelumnya, Senior Vice President Corporate Secretary MIND ID Rendi Witular menyampaikan bahwa Blok Wabu memiliki potensi emas yang diperkirakan mencapai 8,1 juta troy ounce.
Dia menegaskan bahwa meski merupakan bekas wilayah kerja Freeport, Blok Wabu belum pernah ditambang atau dieksploitasi sama sekali.
Sementara itu, SVP Corporate Secretary PT Aneka Tambang (Persero) Tbk. (ANTM) Kunto Hendrapawoko mengatakan bahwa perseroan menyambut baik dukungan dan kesempatan yang diberikan pemerintah untuk mengelola tambang emas prospektif.
"Kesempatan ini menjadi prospek yang baik bagi Antam sebagai bagian dari Holding Industri Pertambangan MIND ID untuk memperkuat portofolio komoditas emas perusahaan. Terlebih dengan komposisi anggota MIND ID saat ini, membuka kesempatan sinergi pengelolaan aset pertambangan nasional untuk mendukung pengembangan hilirisasi bisnis mineral yang terintegrasi," ujarnya kepada Bisnis, Rabu (23/9/2020).