Bisnis.com, JAKARTA - Pemerintah berencana meluncurkan protokol pariwisata di tengah pandemi Covid-19 untuk mendorong kelangsungan sektor ini.
Menteri Koordinator Perekonomian Airlangga Hartarto mengatakan sektor ini sangat terpukul dengan penurunan pendapatan hingga 90 persen dibandingkan dengan tahun lalu.
"Sektor pariwisata yang biasanya [menghasilkan] US$15 miliar setahun, kali ini turun sampai 90 persen," katanya dalam sambutan ketika membuka Rapat Koordinasi Pimpinan Komite Penanganan Covid-19 dan Pemulihan Ekonomi Nasional (Rakorpim PC-PEN) di Bintan, Kepulauan Riau, Jumat (25/9/2020).
Dalam rangkaian acara tersebut, Kementerian Pariwisata bekerja sama dengan Kementerian Kesehatan akan memberi peta jalan bagi hotel dan pelaku industri pariwisata lain tentang protokol kesehatan di sektor ini.
Dia menjelaskan, pariwisata di Kepulauan Riau merupakan salah satu yang paling dalam terpukul selain Bali. Pada kuartal kedua tahun ini, pertumbuhannya minus 6 persen, sedangkan di Bali minus 10 persen. Sebagian besar hotel selama 9 bulan pertama tahun ini hampir tak melayani tamu karena pembatasan pergerakan di tengah pandemi.
Protokol kesehatan di sektor pariwisata ditargetkan dapat dijalankan mulai kuartal terakhir tahun ini hingga tahun depan. Harapannya hal itu dapat mendongkrak pertumbuhan ekonomi Indonesia tahun ini yang pada kuartal ketiga diperkirakan masuk dalam resesi. Airlangga mengatakan hingga akhir tahun pemerintah memproyeksikan pertumbuhan tahunan akan berkisar -1,7 persen hingga 0,6 persen.
"Sehingga di akhir tahun kita bisa masuk [ke pertumbuhan] netral atau positif. Tahun depan seperti yang sudah diungkap banyak lembaga, kita akan kembali ke jalur positif 4,5 persen sampai 5,5 persen," ujarnya.
Namun, hal itu akan bergantung pada ketersediaan dan distribusi vaksin di Tanah Air. Airlangga mengatakan perkiraan pemerintah pada Desember tahun ini hingga Januari 2021, Indonesia sudah mendapatkan dosis vaksin seperti yang sudah disepakati dengan pihak produsen.