Bisnis.com, JAKARTA – Pelaku usaha sudah mengambil ancang-ancang guna menyambut pulihnya ekonomi di sektor pariwisata yang diprediksi terjadi pada 2023 seiring dengan rencana pemerintah membangun bandara-bandara superhub di sejumlah daerah.
Ketua Umum Perhimpunan Hotel dan Resoran Indonesia (PHRI) Hariyadi B. Sukamdani mengatakan perusahaan-perusahaan anggota asosiasi telah menyiapkan produk-produk usaha dengan penyesuaian harga yang dapat diakses oleh agensi perjalanan.
Dalam kerja sama yang dibangun tersebut, lanjutnya, perusahaan-perusahaan agensi perjalanan didorong untuk mengemas produk pariwisata dengan lebih baik yaitu dengan tidak hanya mengandalkan penjualan tiket dan hotel, melainkan juga melayani perjalanan touring dan mengadakan event.
"Kita lihat nanti perkembangannya bagaimana. Kalau situasi sudah normal, upaya ini akan memberikan dampak signifikan bagi industri pariwisata," ujar Hariyadi kepada Bisnis pada Senin (21/9/2020).
Dengan persiapan yang telah dilakukan oleh pelaku industri serta rencana pemerintah membangun superhub di sejumlah wilayah, wisatawan mancanegara dari sejumlah negara akan menjadi target.
Di kawasan regional, kata Hariyadi, industri pariwisata Tanah Air menargetkan lebih dari 50 juta wisatawan regional Asean. Selain Asean, target lainnya adalah Australia.
Turis asal Thailand sendiri, kata Hariyadi, jumlahnya mencapai 40 juta orang pada 2019. "Kalau pemerintah pintar mengatur sektor penerbangan yang rencananya bakal disulap menjadi superhub itu, bisnis pariwisata di Indonesia akan kembali kencang pascapandemi," ujarnya.
Terkait dengan rencana pemerintah membangun bandara superhub, Hariyadi juga menilai hal tersebut mesti dibarengi dengan daya tarik di sektor pariwisata yakni memaksimalkan destinasi wisata Tanah Air sebagai modal utama.