Bisnis.com, JAKARTA - Kondisi kelebihan pasokan yang dialami sejumlah negara dan termasuk Indonesia, serta rendahnya serapan dalam negeri menjadi momok bagi industri gas alam cair.
Indonesia pernah dikenal sebagai produsen liquified natural gas (LNG) besar di pasar global setelah sumber gas besar Indonesia ditemukan pada era 70-an.
Masa keeamasan itu bakal mulai dikenang pada akhir tahun nanti setelah salah satu kontrak LNG tertua yang diproduksi dari Bontang akan berakhir pada akhir tahun nanti.
Kondisi oversupply LNG melanda Jepang menyebabkan sejumlah pembeli yang tergabung dalam Western Buyer Extention (WBX) tidak memperpanjang kontrak pembelian dari LNG Badak.
Berakhirnya salah satu kontrak LNG tertua di dunia itu menjadi realitas yang harus dihadapi industri LNG di dalam negeri di tengah pandemi Covid-19.
Pandemi Covid-19 telah memukul keberlangsungan industri baik di dalam negeri maupun di dunia yang pada akhirnya mempengaruhi permintaan LNG.
SKK Migas mencatat, sepanjang semester I/2020 realisasi produksi gas hanya mencapai 6.830 mmscfd atau 94,7 persen dari WP&B 2020 yakni 7.209 mmscfd. Realisasi itu juga lebih rendah dari realisasi pada tahun lalu 7.235 mmscfd.
Sementara itu, ralisasi saluran gas pada semester I/2020 sebesar 5.605 mmscfd atau 97,6 persen dari WP&&B 2020 5.745 mmscfd, sedangkan jika dibandingkan target APBN realisasi itu hanya mencapai 84 persen dari 6.670 mmscfd.
Adapun, SKK Migas menyebut realisasi kargo LNG pada semester I/2020 lebih rendah 15 kargo dibandingkan dengan semester I/2019.
Hingga Juni 2020, realisasi kargo LNG hanya sebanyak 104,8 kargo, sedangkan pada pada periode yang sama tahun lalu realisasinya mencapai 120 kargo.
Realisasi lifting tersebut berasal dari kilang Bontang sebanyak 45,2 kargo dan Kilang Tangguh sebesar 59,6 kargo.
Lebih lanjut, SKK Migas menyebutkan realisasi penyerapan domestik sepanjang semester I/2020 melemah. Kargo dari Kilang Bontang hanya terserap 13,2 kargo dan 12,6 kargo dari Kilang Tangguh, sehingga totalnya hanya 25,8 kargo.
Baca Juga
Sementara itu, serapan domestik pada semester I/2019 sebanyak 29 kargo.
Di sisi lain, pada tahun ini dijadwalkan akan ada sekitar 15 proyek migas yang akan onstream dan menambah tingkat produksi Indonesia.