Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

ADB Prediksi Ekonomi Indonesia Tumbuh 5,3 Persen Tahun Depan

Prediksi ADB tersebut seiring dengan perkiraan pemulihan ekonomi pasca tekanan akibat pandemi Covid-19.
Karyawan memotret logo Asian Development Bank Indonesia di Jakarta, Rabu (8/4/2020). Bisnis/Eusebio Chrysnamurti
Karyawan memotret logo Asian Development Bank Indonesia di Jakarta, Rabu (8/4/2020). Bisnis/Eusebio Chrysnamurti

Bisnis.com, JAKARTA - Asian Development Bank (ADB) memproyeksi ekonomi Indonesia akan tumbuh pada kisaran 5,3 persen pada 2021 setelah mengalami pukulan berat akibat pandemi Covid-19 tahun ini.

Country Economist ADB for Indonesia, Emma Allen, mengatakan pada 2020, ekonomi Indonesia diperkirakan akan terkontraksi -1,0 persen. Kontraksi ini merupakan yang pertama kalinya sejak krisis finansial di Asia pada 1997-1998.

"Ekonomi Indonesia akan terkontraksi -1,0 persen, tapi akan tumbuh 5,3 persen tahun depan sejalan dengan pemulihan ekonomi," katanya dalam acara webinar Asian Development Outlook 2020 Update, Selasa (15/9/2020).

Emma mengatakan, pandemi Covid-19 menyebabkan hampir seluruh indikator ekonomi Indonesia menurun, termasuk konsumsi, investasi, dan perdagangan. Pasalnya, pandemi menyebabkan aktivitas domestik dan permintaan eksternal menjadi terhambat.

Permintaan domestik yang lemah pun menurutnya akan menyebabkan inflasi dan defisit transaksi berjalan (current account deficit/CAD) bergerak moderat, tetapi akan kembali meningkat tipis pada 2021.

Menurutnya, pemulihan ekonomi akan sangat bergantung pada penanganan pandemi Covid-19. Jika pandemi berkepanjangan, maka risikonya pun akan semakin menghambat pemulihan ekonomi.

Pada kesempatan yang sama, Kepala Pusat Kebijakan Ekonomi Makro Badan Kebijakan Fiskal Kementerian Keuangan Hidayat Amir mengatakan target pertumbuhan ekonomi pemerintah tidak berbeda jauh dengan ADB.

Pemerintah memproyeksikan ekonomi Indonesia pada tahun ini akan terkontraksi -1,1 hingga 0,2 persen. Sementara pada 2021, ekonomi ditargetkan tumbuh pada kisaran 4,5 hingga 5,5 persen.

Meski demikian, Hidayat mengakui angka 4,5 hingga 5,5 persen merupakan target yang sangat optimistis. Pasalnya, ekonomi Indonesia masih mengalami ketidakpastian yang tinggi akibat pandemi Covid-19.

Apalagi, dengan penerapan kembali pembatasan sosial berskala besar (PSBB) di Jakarta, akan menyebabkan ketidakpastian semakin tinggi.

Menurutnya, penerapan PSBB jilid II ini akan mempengaruhi aktivitas ekonmi yang pada akhir-akhir ini mulai membaik. Namun, di sisi lain, penanganan kesehatan adalah priotas pemerintah, disampaing pemulihan ekonomi.

"Di 2020, kami harapkan ekonomi Indonesia akan pulih dari pertumbuhan terendah pada kuartal II/2020," katanya.


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Penulis : Maria Elena
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper