Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Dana PEN Rp695,2 Triliun Terserap 34,1 Persen, UMKM Serap 91,43 Persen

Ketua Komite Penanganan Covid-19 dan Pemulihan Ekonomi Nasional Airlangga Hartarto mengklaim penyerapan anggaran PEN mengalami kenaikan. Hingga September, penyerapan dari total pagu Rp695,2 triliun sebesar 34,1 persen.
Keterangan Pers Menteri Terkait Hasil Rapat Terbatas, Senin 14 September 2020. Video: Youtube Sekretariat Presiden
Keterangan Pers Menteri Terkait Hasil Rapat Terbatas, Senin 14 September 2020. Video: Youtube Sekretariat Presiden

Bisnis.com, JAKARTA - Ketua Komite Penanganan Covid-19 dan Pemulihan Ekonomi Nasional Airlangga Hartarto mengklaim penyerapan anggaran PEN mengalami kenaikan. Hingga September, penyerapan dari total pagu Rp695,2 triliun sebesar 34,1 persen.

"Berkaitan dengan penyerapan anggaran, tadi dilaporkan bahwa penyerapan sebesar 34,1% dari pagu year to date dari Rp695,2 triliun. Dan ini secara month to month, bulan ke bulan, ada kenaikan sebesar 30,9 persen," kata Airlangga usai rapat terbatas dengan Presiden Joko Widodo, Senin (14/9/2020).

Dia merinci, utamanya kenaikan penyerapan anggaran PEN terjadi di sektor kesehatan, perlindungan sosial, pemda, dan UMKM. Masing-masing, secara berurutan realisasi dari sektor tersebut 31,6 persen, 62,81 persen, 27,68 persen, dan 91,43 persen.

Airlangga mengatakan bahwa realisasi anggaran akan terus didorong. Satu anggaran yang akan dioptimalkan adalah insentif pariwisata.

“insentif pariwisata yang anggarannya sudah ada. Ini dikaitkan dengan pengadaan vaksin secara mandiri apabila clinical trial sudah selesai. Ini masih menunggu uji klinis, untuk selanjutnya dibuat program yang terkait dengan sektor pariwisata," ujar Airlangga.

Adapun Jokowi dalam pembukaan rapat terbatas mengatakan Indonesia masih memiliki waktu untuk meningkatkan daya beli masyarakat dan konsumsi rumah tangga pada kuartal III/2020. Hal ini guna mencegah Indonesia masuk ke dalam jurang resesi ekonomi.

“Saya minta seluruh program insentif yang sifatnya cash trasnfer agar benar-benar diperhatikan, dipercepat. Saya rasa itu yang bisa saya sampaikan,” kata Presiden.

Seperti diketahui, Indonesia melaporkan pertumbuhan ekonomi kuartal II/2020 kontaksi 5,32 persen. Indonesia membutuhkan sedikitnya pertumbuhan ekonomi 0 persen guna menghindari resesi.

Jokowi mengatakan pada kuartal II/2020 hampir seluruh provinsi di Indonesia mencatat kinerja ekonomi negatif. Pada kuartal II/2020, hanya Papua dan Papua Barat yang terhindar dari kontraksi ekonomi. Bali menjadi provinsi yang perekonomiannya terdampak pandemi paling parah. Pada triwulan kedua, wilayah yang mengandalkan pariwisata ini, mengalami kontraksi 10,98 persen secara tahunan.


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Penulis : Muhammad Khadafi
Editor : Sutarno
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper