Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Kadin: Pekerja Informal dan Keluarga Miskin Perlu Dapat Bansos

Kadin Indonesia menilai bansos juga harus menyentuh kelompok pekerja informal dan keluarga miskin untuk menjamin hidup selama PSBB.
Warga beraktivitas di permukiman semi permanen di Kampung Kerang Ijo, Muara Angke, Jakarta, Selasa (22/1/2019)./ANTARA-Aprillio Akbar
Warga beraktivitas di permukiman semi permanen di Kampung Kerang Ijo, Muara Angke, Jakarta, Selasa (22/1/2019)./ANTARA-Aprillio Akbar

Bisnis.com, JAKARTA - Kalangan pengusaha menilai program perlindungan sosial seharusnya tak hanya menyasar pekerja formal atau yang menjadi korban PHK saja. Kelompok pekerja informal dan keluarga miskin perlu menjadi perhatian utama.

Wakil Ketua Umum Kamar Dagang dan Industri (Kadin) Indonesia Bidang Ketenagakerjaan dan Hubungan Industrial Anton J. Supit mengaku sependapat dengan ide Chatib Basri tersebut. Kelompok pekerja informal dan keluarga miskin seharusnya diberi bantuan Rp1 juta per bulan selama empat bulan.

“Memang biayanya besar, Rp30 triliun setiap bulan. Namun, ini penting untuk menjamin hidup masyarakat yang aktivitasnya terbatas selama PSBB,” kata Anton saat dihubungi Bisnis.com, Jumat (11/9/2020).

Pemerintah sejauh ini memang belum menyediakan bantuan sosial khusus bagi pekerja informal selain bantuan modal untuk usaha mikro senilai Rp2,4 juta bagi 12 juta UMKM. Masyarakat pun harus mendaftarkan diri untuk dapat memperoleh bantuan ini.

Berdasarkan data Badan Pusat Statistik (BPS), per Maret 2020 jumlah keluarga miskin di Tanah Air mencapai 26,42 juta orang. Jumlah ini naik 1,63 juta dibandingkan dengan September 2019 sebanyak 24,79 juta.

“Kita tidak bisa memungkiri bahwa ada masyarakat yang terpaksa tetap keluar [rumah] karena kondisi ekonomi. Mereka inilah yang perlu dijamin, namun bukan berarti merekalah penyebab penyebaran wabah,” ujar Anton.

Adapun, mengenai kelanjutan PSBB DKI Jakarta yang rencananya dimulai pada 14 September 2020, Anton mengemukakan penegakkan dan pengawasan protokol kesehatan tetap menjadi kunci di tengah penambahan kasus baru Covid-19 di Ibu Kota yang tinggi dalam beberapa pekan terakhir. Dalam hal ini, pemerintah daerah harus proaktif mengawasi.

“Penanganan Covid-19 ini harus tuntas, jangan setengah-setengah,” kata dia.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Topik

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper