Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Syarat Rapid Test Dihapus, Masyarakat Belum Tentu Mau Terbang

Sejumlah maskapai nasional berpendapat penghapusan syarat rapid test atau PCR test belum tentu langsung mendorong animo masyarakat untuk kembali terbang.
Calon penumpang melihat papan informasi mengenai penerbangan di Terminal IA Bandara Soekarno Hatta, Tangerang, Banten, Jumat (24/4/2020). Bisnis/Eusebio Chrysnamurti
Calon penumpang melihat papan informasi mengenai penerbangan di Terminal IA Bandara Soekarno Hatta, Tangerang, Banten, Jumat (24/4/2020). Bisnis/Eusebio Chrysnamurti

Bisnis.com, JAKARTA – Sriwijaya Air menilai penghapusan prosedur tes kesehatan berupa rapid test atau swab belum dapat dijadikan acuan baik untuk meningkatkan jumlah pergerakan penumpang maupun meningkatkan pendapatan.

Tim Corporate Communication Sriwijaya Air menyampaikan hingga saat ini pada praktiknya di Iapangan, animo penumpang memang masih rendah untuk bepergian dengan tujuan libur ataupun perjalanan bisnis. Kondisi tersebut lantaran masyarakat  masih takut atau membatasi diri.

Maskapai tersebut berpendapat masih banyak kompleksitas faktor penyebab rendahnya tingkat okupansi, di aantaranya perkembangan kasus positif Covid-19 dan sejumlah pemerintah daerah yang masih membatasi kinerjanya.

“Untuk masalah rapid test dihilangkan, kami menantikan SE [surat edaran] dari regulator saja. Namun, rasanya belum bisa dijadikan acuan juga karena klaster-klaster baru selalu tumbuh,” jelasnya, Selasa (8/9/2020).

Sebelumnya, Executive Vice President TransNusa Bayu Sutanto membenarkan wacana pencabutan persyaratan rapid test dan PCR swab tersebut yang sedang didiskusikan dengan Gugus Tugas. Terlebih, hal ini telah dikonfirmasi oleh ketua Tim Pakar dan Juru Bicara Satuan Tugas Penanganan Covid-19, Wiku Adisasmita.

Wacana itu muncul untuk menggairahkan sektor transportasi yang saat ini sedang anjlok dan masuk dalam pembahasan guna memperbaiki kinerja ekonomi.

Namun, Bayu berpendapat kedua tes tersebut sebetulnya bertujuan untuk mendeteksi seseorang memiliki risiko tertular covid-19. Oleh karena itu tak bisa langsung mempengaruhi langsung minat bepergian.

“Masyarakat sebenarnya, mau ada swab atau rapid, lebih takut terhadap risiko penularan di bandara, atau setelah sampai di tempat tujuan. Tidak korelasi langsung dengan minat bepergian,” jelasnya.


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper