Cari berita
Bisnis.com

Konten Premium

Bisnis Plus bisnismuda Koran Bisnis Indonesia tokotbisnis Epaper Bisnis Indonesia Konten Interaktif Bisnis Indonesia Group Bisnis Grafik bisnis tv

Syarat Rapid Test Dihapus, Masyarakat Belum Tentu Mau Terbang

Sejumlah maskapai nasional berpendapat penghapusan syarat rapid test atau PCR test belum tentu langsung mendorong animo masyarakat untuk kembali terbang.
Anitana Widya Puspa
Anitana Widya Puspa - Bisnis.com 08 September 2020  |  15:00 WIB
Syarat Rapid Test Dihapus, Masyarakat Belum Tentu Mau Terbang
Calon penumpang melihat papan informasi mengenai penerbangan di Terminal IA Bandara Soekarno Hatta, Tangerang, Banten, Jumat (24/4/2020). Bisnis - Eusebio Chrysnamurti

Bisnis.com, JAKARTA – Sriwijaya Air menilai penghapusan prosedur tes kesehatan berupa rapid test atau swab belum dapat dijadikan acuan baik untuk meningkatkan jumlah pergerakan penumpang maupun meningkatkan pendapatan.

Tim Corporate Communication Sriwijaya Air menyampaikan hingga saat ini pada praktiknya di Iapangan, animo penumpang memang masih rendah untuk bepergian dengan tujuan libur ataupun perjalanan bisnis. Kondisi tersebut lantaran masyarakat  masih takut atau membatasi diri.

Maskapai tersebut berpendapat masih banyak kompleksitas faktor penyebab rendahnya tingkat okupansi, di aantaranya perkembangan kasus positif Covid-19 dan sejumlah pemerintah daerah yang masih membatasi kinerjanya.

“Untuk masalah rapid test dihilangkan, kami menantikan SE [surat edaran] dari regulator saja. Namun, rasanya belum bisa dijadikan acuan juga karena klaster-klaster baru selalu tumbuh,” jelasnya, Selasa (8/9/2020).

Sebelumnya, Executive Vice President TransNusa Bayu Sutanto membenarkan wacana pencabutan persyaratan rapid test dan PCR swab tersebut yang sedang didiskusikan dengan Gugus Tugas. Terlebih, hal ini telah dikonfirmasi oleh ketua Tim Pakar dan Juru Bicara Satuan Tugas Penanganan Covid-19, Wiku Adisasmita.

Wacana itu muncul untuk menggairahkan sektor transportasi yang saat ini sedang anjlok dan masuk dalam pembahasan guna memperbaiki kinerja ekonomi.

Namun, Bayu berpendapat kedua tes tersebut sebetulnya bertujuan untuk mendeteksi seseorang memiliki risiko tertular covid-19. Oleh karena itu tak bisa langsung mempengaruhi langsung minat bepergian.

“Masyarakat sebenarnya, mau ada swab atau rapid, lebih takut terhadap risiko penularan di bandara, atau setelah sampai di tempat tujuan. Tidak korelasi langsung dengan minat bepergian,” jelasnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Simak Video Pilihan di Bawah Ini :

Simak berita lainnya seputar topik artikel ini, di sini :

maskapai penerbangan rapid test
Editor : Rio Sandy Pradana

Artikel Terkait



Berita Lainnya

    Berita Terkini

    back to top To top