Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Berkah Cadangan Devisa Gendut, Neraca Pembayaran Diprediksi Surplus

Pembayaran impor yang diperkirakan rendah mengindikasikan bahwa kinerja impor pada Agustus 2020 masih lemah sejalan dengan perlambatan ekonomi domestik.
Suasana bongkar muat peti kemas di Jakarta International Container Terminal, Tanjung Priok, Jakarta, Selasa (8/1/2019)./Bisnis-Abdullah Azzam
Suasana bongkar muat peti kemas di Jakarta International Container Terminal, Tanjung Priok, Jakarta, Selasa (8/1/2019)./Bisnis-Abdullah Azzam

Bisnis.com, JAKARTA - Ekonom memperkirakan peningkatan cadangan devisa pada Agustus 2020 akan memicu terjadinya potensi surplus Neraca Pembayaran Indonesia pada kuartal III/2020.

Ekonom Bank Permata Josua Pardede mengatakan kondisi surplus tersebut didorong oleh penurunan defisit transaksi berjalan (current account deficit/CAD), sementara neraca transaksi finansial diperkirakan masih akan tercatat surplus.

Bank Indonesia mencatat, posisi cadangan devisa pada Agustus 2020 mencapai level tertinggi sepanjang sejarah, yaitu sebesar US$137,0 miliar. Penopang kenaikan cadangan devisa tersebut adalah pernarikan utang luar negeri pemerintah, serta penerimaan pajak dan devisa migas.

Josua mengatakan, pembayaran impor yang diperkirakan rendah mengindikasikan bahwa kinerja impor pada Agustus 2020 masih lemah sejalan dengan perlambatan ekonomi domestik.

Sementara di sisi lain, kinerja ekspor cenderung membaik seiring dengan data indeks PMI Manufaktur, yang sebagian besar mitra dagang Indonesia sudah mulai kembali ke angka ekspansi, seperti Tiongkok, India, dan Amerika Serikat.

"Indikator tersebut menjadi salah satu penanda bahwa sektor ekspor Indonesia mulai mengalami pemulihan, yang pada giliarannya mendorong kenaikan cadangan devisa di tengah arus modal keluar," katanya, Senin (7/9/2020).

Meski demikian, Josua mengatakan kenaikan cadangan devisa ini cenderung berbanding terbalik dengan arus modal pada bulan Agustus, yang secara total membukukan dana asing keluar sebesar US$725 juta.

"Di pasar saham, investor asing membukukan net sell US$581juta. Sementara di pasar SBN, investor asing mencatatkan net outflow sebesar US$144 juta," jelasnya.

Sejalan dengan net foreign sell sepanjang Agustus 2020 lalu, imbuhnya, rupiah juga secara rata-rata bulan Agustus melemah sekitar 0,98 persen secara month-to-month (mtm).

Meski neraca pembayaran diproyeksi surplus, Josua menilai sentimen pelaku pasar keuangan masih akan dipengaruhi oleh percepatan pemulihan ekonomi nasional yang turut dipengaruhi oleh keberhasilan penangangan Covid-19.

Kepala Ekonom BCA David Sumual mengatakan pemulihan harga minyak akhir-akhir ini dan meningkatnya harga komoditas seperti nikel dan tembaga juga ikut berkontribusi dalam peningkatan cadangan devisa.

Menurutnya, pasokan valuta asing pun mulai menunjukkan adanya perbaikan dari periode April yang sempat dipengaruhi oleh outflow investor asing.

David memperkirakan, cadangan devisa masih berpeluang meningkat pada September 2020, namun tidak setinggi bulan-bulan sebelumnya, yang disebabkan masih tertekannya investasi langsung.

Selain itu, salah satu faktor yang bisa mendukung tingginya peningkatan cadangan devisa adalah pulihnya harga komoditas.

"Yang besar memang utang luar negeri, penerimaan pemerintah dari komoditas yang dalam bentuk pajak atau royalti lainnya. Kemudian, selain instrumen portofolio, kita berharap dari investasi langsung tapi belum ada perbaikan berarti karena pandemi," kata David.


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Penulis : Maria Elena
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper