Bisnis.com, JAKARTA - Meski menghadapi sejumlah tantangan, seperti pelarangan penggunaan kantong plastik, dan pandemi Covid-19, PT Panca Budi Idaman Tbk. terus tumbuh dan berkembang. Bahkan, perusahaan kemasan dengan kode saham PBID ini kembali membagikan return dengan dividend payout ratio yang bagus.
Untuk mengetahui lebih lanjut mengenai prospek pasar dan strategi jitu perusahaan menangkap peluang, berikut wawancara dengan Direktur PT Panca Budi Idaman Tbk. Lukman Hakim.
Petikannya :
PT Panca Budi Idaman Tbk. merupakan salah satu pemimpin di industri kemasan plastik di Indonesia. Berapa besar market Share PBID di industri kemasan plastik di Indonesia?
Ya, kami salah satu pemimpin di industri kemasan plastik food grade. Pangsa pasar PBID mencapai di atas 30% di industri kemasan plastik di Indonesia. Masih ada room yang besar untuk berkembang dan tumbuh ke depannya.
Mulai 1 Juli 2020, Pemprov DKI Jakarta melarang penggunaan kantong plastik kresek sekali pakai di pusat perbelanjaan, toko swalayan, dan pasar rakyat. Salah satu segmentasi konsumen PBID adalah kantong plastik kresek, bagaimana PBID menghadapinya?
Baca Juga
Untuk kantong plastik kresek hanya berkontribusi DKI Jakarta yaitu kurang dari 5% dari total penjualan PBID, sampai saat ini kami belum melihat berapa besar dampaknya. Dan juga, dengan adanya pelarangan kantong plastik di DKI Jakarta, kami akan menyesuaikan dan mendorong penjualan kemasan plastik food grade dan produk lainnya.
Apakah sejauh ini PBID merasakan adanya penurunan permintaan sejak aturan itu diterapkan? Jika ada, berapa besar penurunannya? Jika tidak ada, mengapa bisa tidak terjadi penurunan?
Saat ini, kami masih monitoring kondisi di pasar dan kami optimis pertumbuhan penjualan secara kuantitas akan naik 10%, sejalan dengan itu, kami meningkatkan kemasan plastik food grade yang masih dibutuhkan masyarakat. Dan juga, kami mendorong penjualan produk lain, seperti kertas nasi, dus kue, gelas plastik, dan food pack.
Tahun ini PBID membagikan dividen sebesar Rp59 dengan rasio pembayaran dividen atau dividend payout ratio (DPR) ini setara dengan 49,63% dari total laba bersih PBID tahun lalu. Ada alasan khusus PBID menaikkan dividen?
Rasio pembayaran dividen 2019 memang relatif lebih besar bila dibandingkan dengan tahun sebelumnya. Secara history kami selalu membagikan dividen setiap tahunnya dengan dividend payout ratio yang bagus, karena cashflow kami masih kuat, strong EBITDA, dan kami ingin memberikan return bagus kepada pemegang saham.
Strategi apa saja yang diterapkan PBID agar bisnisnya tetap berjalan meskipun ada aturan pelarangan penggunaan plastik sekali pakai?
Pertama, kami meningkatkan dan mendorong penjualan kemasan plastik food grade, melakukan diversifikasi produk selain kemasan plastik seperti kertas nasi, dus kue, gelas plastik, dan food pack.
Kedua, pada masa pandemi Covid 19, kami memberlakukan protokol kesehatan di kantor dan pabrik kami.
Ketiga, memperluas Pangsa Pasar dan jangkauan distribusi.
Keempat, meningkatkan best brand value dan meningkatkan second brand value.
Kelima, penambahan kapasitas produksi.
Keenam, peningkatan efisiensi dan keunggulan operasional.
Di tengah pandemi Covid-19 PBID akan melakukan diversifikasi produk selain kantong plastik. Apakah cara ini juga akan diterapkan untuk menyiasati pelarangan penggunaan plastik sekali pakai? Kapan diversifikasi ini akan mulai dilakukan? Siapa sasarannya?
Sudah kami lakukan dan saat ini terus tumbuh dan berkembang, sasarannya di pasar tradisional, UKM, untuk sektor makanan dan minuman, e-commerce, untuk online food delivery, dll.
Untuk produk lainnya seperti kertas nasi, dus kue, gelas plastik, dan food pack mengalami kenaikan penjualan hampir 35% pada 2019 dibandingkan dengan capaian pada 2018. Ke depan kami yakin akan terus growth dan terus berkembang.
Bagaimana prospek bisnis PBID ke depan melihat kondisi saat ini, di satu sisi ada pandemi Covid-19 dan di sisi lain ada aturan pelarangan penggunaan kantong plastik?
Kami meningkatkan dan mendorong penjualan kemasan plastik food grade, dan melakukan diversifikasi produk selain kemasan plastik seperti kertas nasi, dus kue, gelas plastik, dan food pack. Semua ini sangat dibutuh untuk sektor makanan dan minuman, pasar tradisional, UKM, e-commerce, online food delivery, dll.
Apa pendapat Anda terkait industri kemasan plastik di Indonesia? Industri ini masih menjanjikan? Apa tantangan terbesar saat ini?
Saat ini, kemasan plastik masih paling praktis, mudah didapat (available), harganya lebih murah, lebih ringan dan mudah digunakan. Industri kemasan plastik adalah industri padat karya yang menciptakan lapangan kerja sesuai dengan tujuan pemerintah cipta lapangan kerja. Kami masih sangat optimis karena kemasan plastik mendukung sektor makanan dan minuman, pasar tradisional, UKM, e-commerce, untuk online food delivery, dll.
Tantangan bisa menjadi peluang ke depan, pengelolaan sampah plastik bisa menjadi bisnis daur ulang sampah plastik untuk sumber energi listrik, daur ulang sampah plastik untuk aspal plastik, dll. Hal ini juga menciptakan lapangan kerja di sektor daur ulang yang membutuhkan tenaga kerja yang banyak karena padat karya. Ini semua menciptakan circular economy, tentunya membutuhkan dukungan dari pemerintah karena investasinya sangat besar.
Saat ini pemerintah sangat peduli pada pengelolaan waste management pada sampah plastik. Kami juga sangat optimis program waste management yang dilakukan oleh pemerintah akan jauh lebih bagus.