Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Utilitas Pabrik PBID Masih Berjalan Normal

Direktur Panca Budi Idaman Lukman Hakim mengatakan peningkatan permintaan tersebut disebabkan oleh peningkatan permintaan pada industri makanan siap saji daring.
Direktur PT Panca Budi Idaman Tbk Lukman Hakim. Istimewa/ Panca Budi Idaman
Direktur PT Panca Budi Idaman Tbk Lukman Hakim. Istimewa/ Panca Budi Idaman

Bisnis.com, JAKARTA – PT Panca Budi Idaman Tbk (PBID) menyatakan utilitas pabrikan masih berjalan normal sampai saat ini sejak pandemi Covid-19 menyerang. Perseroan bahkan mencatat ada sedikit peningkatan permintaan produk plastik food grade.

Direktur Panca Budi Idaman Lukman Hakim mengatakan peningkatan permintaan tersebut disebabkan oleh peningkatan permintaan pada industri makanan siap saji daring.

Dengan demikian, lanjutnya, perseroan masih optimistis target pertumbuhan produksi pada akhir tahun akan tercapai.

"Sehubungan dengan banyaknya penjualan online food delivery yang menggunakan packaging, kami [akan] meningkatkan segmen pasar online food delivery [pada semester II/2020]," katanya kepada Bisnis, Kamis (11/6/2020).

Lukman masih optimistis produksi plastik perseroan dapat tumbuh sekitar 3,41 persen dibandingkan dengan realisasi akhir 2019 menjadi 121.000 ton pada akhir 2020. Menurutnya, utilitas pabrikan saat ini masih belum berubah dari level 80 persen.

Adapun, lanjutnya, total produksi pada akhir tahun lalu mencapai 117.000 ton atau tumbuh 28,57 persen secara tahunan.

Di samping itu, Lukman menyampaikan produksi kemasan plastik food grade pada kuartal I/2020 naik 3 persen dibandingkan dengan periode yang sama tahun lalu. Sementara itu, produksi produk dus kue dan kertas nasi naik 30 persen secara tahunan.

Lukman menyampaikan pihaknya pada semester II/2020 akan melakukan diversifikasi produk selain kantong plastik. Oleh karena itu, Lukman berujar volume produksi kemasan seperti dus kue dan kertas nasi akan naik sekitar 10 persen pada akhir 2020.

Selain itu, Lukman mengatakan permintaan ekspor perseroan meningkat pada kuartal I/2020. Lukman menilai hal tersebut disebabkan oleh banyaknya negara produsen kemasan yang tidak berproduksi lantaran adanya implementasi protokol penguncian.

Seperti diketahui, pandemi Covid-19 juga menyebabkan adanya gangguan pada pasokan bahan baku ke sektor manufaktur. Lukman menyatakan perseroan telah mengantisipasi hal tersebut dengan bekerja sama dengan leih dari 20 pemasok bahan baku.

Adapun, Lukman menilai margin perseroan akan meningkat pada tahun ini. Pasalnya, lanjutnya, harga bahan baku industri plastik saat ini turun lantaran harga minyak bumi dunia anjlok ke kisaran US$38-US$41 per barel dari posisi awal tahun di sekitar level US$60 per barel pada awal 2020.

"Untuk kuartal II/2020, penjualan diperkirakan kurang lebih akan sama dengan kuartal I/2020. Tapi, untuk net profit diperkirakan kurang leih akan naik sedikit dibandingkan kuartal I/2020," ucapnya.

Di sisi lain, Lukman menyatakan pandemi Covid-19 memaksa perseroan untuk menunda proses ekspansi hingga ke akhir 2020. Lukman berujar penundaan tersebut disebabkan oleh implementasi protokol pembatasan sosial berskala besar (PSBB).

Lukman menyatakan ekspansi tersebut akan menambah kapasitas terpasang perseroan sebanyak 27.000 ton.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper