Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Industri Furnitur Proyeksi Ekspor Membaik Mulai Kuartal IV/2020

Pelaku industri furnitur memproyeksi kinerja ekspor akan membaik mulai kuartal IV/2020.
Pekerja menyelesaikan tahap produksi mebel kayu jati di Desa Mekar Agung Lebak, Banten. Kerajinan mebel berupa kursi, meja, dan tempat tidur yang berbahan dasar limbah kayu jati dan mahoni dengan harga berkisar Rp13 juta hingga Rp5 juta per unit./Antara-Mansyur S
Pekerja menyelesaikan tahap produksi mebel kayu jati di Desa Mekar Agung Lebak, Banten. Kerajinan mebel berupa kursi, meja, dan tempat tidur yang berbahan dasar limbah kayu jati dan mahoni dengan harga berkisar Rp13 juta hingga Rp5 juta per unit./Antara-Mansyur S
Bisnis.com, JAKARTA — Pelaku industri furnitur memproyeksi kinerja ekspor akan membaik mulai kuartal IV/2020, dengan asumsi negara tujuan sudah berkegiatan normal dan vaksin Covid-19 sudah dikonsumsi secara umum.
 
Wakil Ketua Himpunan Industri Mebel dan Kerajinan Indonesia (HIMKI) Abdul Sobur mengatakan jika proyeksi di atas sesuai maka permintaan akan mulai datang pada bulan depan atau September. Selanjutnya ada proses produksi, shipmen, dan clearence sekitar 3-4 bulan.
 
"Dengan pertimbangan itu maka kinerja produksi dan ekspor di kuartal IV/2020 akan mulai membaik," katanya kepada Bisnis, Minggu (30/8/2020).
 
Sobur mengemukakan sejumlah negara yang diperkirakan akan mulai melakukan order yakni Amerika Serikat dan zona Eropa. Selanjutnya menyusul negara di kawasan Asia, Australia, dan Timur Tengah.
 
Menurut Sobur, pemulihan kegiatan ekspor akan sangat erat kaitannya dengan kecepatan tersedianya vaksin di masing-masing negara di atas. Meski demikian, dia belum dapat memprediksi perolehan nilai ekspor yang bisa didapat hingga akhir tahun ini.
 
Sementara itu, selaras dengan membaiknya ekspor, Sobur menambahkan tren perbaikan industri furnitur pun akan berjalan secara bertahap hingga semester I/2021. Apalagi pada Maret 2021 pameran Indonesia Furniture Expo (IFEX) akan kembali dibuka.
 
Sesuai pengalaman tahun-tahun sebelum pandemi, Sobur mengatakan pada pameran tersebut pelaku usaha biasanya akan mencetak omset yang signifikan. Hal itu tentu akan memperbaiki kondisi sejumlah produsen yang kini telah merumahkan karyawannya.
 
Ketua Umum HIMKI Supriyadi sebelumnya pun mengaku tidak sedikit anggotanya yang sudah menutup usaha dan mengurangi karyawan akibat tidak lagi mampu mengekspor dan melemahnya daya beli di dalam negeri dan pasar ekspor.
 
“Ekspor industri mebel dan kerajinan terjun bebas. Anjlok hingga dibawah 50 persen. Hingga Juli ini saja baru mencapai US$640 juta,” ujarnya.
 
Adapun secara normal, nilai ekspor produk mebel dan kerajinan lokal mencapai US$2,4 miliar. 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper