Bisnis.com, JAKARTA – BP Tapera menjamin dana tabungan perumahan masyarakat dikelola secara aman dan hati-hati karena kontrak investasinya dipecah ke berbagai instrumen.
Deputi Komisioner Badan Pengelola Tabungan Perumahan Rakyat (BP Tapera) Bidang Pemupukan Dana Gatut Subadio mengatakan alokasi pemupukan sebesar 40 persen hingga 60 persen dilakukan lewat manajer investasi ke Kontrak Investasi Kolektif (KIK) konvensional atau KIK syariah seperti deposito, surat berharga pemerintah, surat berharga pemda, surat berharga bidang perumahan dan kawasan, serta bentuk investasi lain yang menguntungkan.
Selain itu, pemanfaatan sebesar 30 persen hingga 55 persen dialokasikan di bank dan perusahaan pembiayaan lewat efek atas penyaluran pembiayaan KPR, kredit pembangunan rumah, atau kredit renovasi rumah.
Gatut menambahkan juga ada alokasi cadangan 5 persen yang ditempatkan rekening operasional untuk pengembalian dana peserta dan deposito bila dana belum ditarik.
Dia mengemukakan bahwa pencadangan perlu dilakukan. “Jadi, kami perlu memastikan simpanan bisa kembali ke penabung dengan hasil pemupukannya," ujarnya dalam diskusi Optimalisasi Pengelolaan Dana Tapera di Tengah Penurunan Kepercayaan Sektor Keuangan pada Jumat (28/8/2020).
Secara kelembagaan, lanjutnya, hal itu sudah diatur sedemikian rupa dengan manajer investasi, bank, dan lembaga keuangan, untuk menghilangkan kekhawatiran dari masyarakat. "Tantangannya, bagaimana hasil pemupukan dan bagaimana kondisi likuiditas," kata Gatut.
Executive Vice President Investment Services PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk. Tjondro Prabowo mengatakan BRI selaku bank yang ditunjuk sebagai bank kustodian oleh BP Tapera akan melakukan pencatatan secara detail besaran simpanan peserta beserta hasil pemupukannya.
Bank BUMN itu juga akan menghitung nilai aktiva bersih (NAB) dana Tapera setiap hari bursa dan menyampaikan laporan keuangan tahunan dana Tapera.
"Perkembangan jasa kustodian BRI sudah dilakukan sejak 1996 dan sempat menjadi bank kustodian pertama di Indonesia yang mengelola efek beragun aset pada 2009," ujar Tjondro.
Direktur Utama PT Mandiri Manajemen Investasi Alvin Pattisahusiwa mengemukakan pihaknya telah mengikuti beauty contest dan due diligence dalam pemilihan manajer investasi yang akan mengelola dana Tapera. Dia juga menyebut siap mengoptimalkan dana Tapera lewat berbagai instrumen investasi.
Pemilihan instrumen investasi, lanjut Alvin, akan dilakukan dengan analisa penempatan deposito, analisa pemilihan surat utang, dan analisa pemilihan saham.
"Penempatan di bank akan dilakukan berdasar indikator kinerja bank seperti minimum BUKU III, tapi bisa juga BUKU II dengan syarat anak usaha dari bank BUKU IV. Lalu CAR, LDR, ROA, juga net profit margin," ujar Alvin.
Sedangkan untuk instrumen surat utang, akan dilihat berdasarkan kondisi keuangan baik dalam 3 tahun terakhir, berperingkat investment grade, likuiditas baik, dan maksimum tenor 10 tahun.
"Jadi, betul-betul akan kami lakukan pengelolaan yang sesuai dengan batasan investasi dan tujuan investasinya," kata Alvin.