Bisnis.com, JAKARTA – Indonesia National Air Carriers Association (INACA) mendorong diterapkannya digitalisasi pemeriksaan kesehatan di bandara oleh Kementerian Kesehatan (Kemenkes).
Digitalisasi pemeriksaan kesehatan di bandara tersebut diharapkan dapat mengurangi antrian pemeriksaan dokumen kesehatan sehingga meningkatkan kenyamanan masyarakat.
Ketua Umum INACA, Denon Prawiraatmadja menjelaskan pemeriksaan dokumen kesehatan calon penumpang oleh petugas Kantor Kesehatan Pelabuhan (KKP) sebenarnya merupakan tugas dari Kemenkes.
Petugas KKP berwenang menentukan seorang calon penumpang dapat masuk ke dalam pesawat untuk ikut terbang atau tidak, setelah memeriksa dokumen berupa surat keterangan/hasil laboratorium rapid test.
Jika calon penumpang dinyatakan non reaktif, maka ia diizinkan untuk terbang. Sebaliknya, jika reaktif maka jangan harap bisa masuk ke pesawat.
"Tapi proses pemeriksaan dokumen kesehatan ini panjang, karena masih dilakukan secara manual oleh KKP," kata Denon, Jumat (28/8/2020).
Baca Juga
Tidak heran, jika pada jam-jam tertentu di bandara terlihat antrean penumpang mengular panjang demi mendapatkan stempel izin terbang dari petugas KKP.
"Karena dikerjakannya masih manual, dicek satu per satu, makanya antre lama. Kami ingin KKP mengganti metode pemeriksaan secara digital, seperti yang sudah diterapkan pada Indonesia Health Alert Card (eHAC)," katanya.
Menurutnya, apabila petugas KKP bisa melakukan pemeriksaan lebih cepat, maka akan bertambah jumlah masyarakat yang antusias untuk terbang lagi. Pasalnya, terbukti terbang di masa New Normal sangat mudah dan tidak perlu antre panjang.
Hal tersebut menurutnya jelas berdampak positif bagi perekonomian Indonesia yang merosot akibat pandemi Covid-19 ini.
"Jangan sampai karena proses pemeriksaan manual yang panjang, jadi menghambat pertumbuhan penumpang dan pergerakan pesawat yang sedang masuk fase pemulihan," jelasnya.
Dengan persyaratan menggunakan moda transportasi udara yang semakin mudah, Denon berharap di akhir tahun jumlah penumpang pesawat semakin meningkat.
CEO AirAsia Indonesia, Veranita Yosephine Sinaga mengungkapkan maskapai yang dipimpinnya itu sudah menyiapkan program 'Waktunya Terbang!' yang tidak hanya menjamin para penumpang mendapatkan harga tiket yang terjangkau.
Namun, turut memastikan penerbangan menggunakan pesawat AirAsia bisa dilakukan dengan mudah, nyaman, dan terjaga.
"Kami melihat masyarakat mulai melakukan aktivitas lagi, setelah beberapa waktu sempat terhenti. AirAsia ingin mendukung pemulihan ekonomi tersebut, dengan mempermudah mobilitas masyarakat untuk kembali terbang menggunakan protokol kesehatan yang aman dan nyaman," ungkap Veranita.
Dia berharap, dengan terus bertambahnya jumlah penumpang pesawat maka perekonomian di daerah-daerah yang masyarakatnya mengandalkan sektor pariwisata bisa terbantu.
"Kami ingin membantu masyarakat di daerah serta membantu pemerintah menggerakkan perekonomian," ujarnya.