Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Ekonomi Minus, Perlu Percepatan Implementasi BLT dan Kartu Prakerja!

Berbagai program pemulihan ekonomi seharusnya bisa diimplementasikan dengan lebih cepat.
Kolom pendaftaran pada laman prakerja.go.id, Sabtu (8/8/2020). Pemerintah kembali membuka pendaftaran program Kartu Prakerja gelombang 4 untuk menekan angka pengangguran dengan kuota untuk 800 ribu orang. /ANTARA
Kolom pendaftaran pada laman prakerja.go.id, Sabtu (8/8/2020). Pemerintah kembali membuka pendaftaran program Kartu Prakerja gelombang 4 untuk menekan angka pengangguran dengan kuota untuk 800 ribu orang. /ANTARA

Bisnis.com, JAKARTA – Center of Reform on Economics (CORE) Indonesia mengusulkan adanya percepatan implementasi kartu pra kerja agar dapat membantu ekonomi masyarakat yang terkena PHK di tengah pandemi.

Selain itu, program bantuan sosial (bansos) dan bantuan langsung tunai (BLT) juga perlu dipercepat karena masyarakat kelas bawah mengandalkan pendapatan harian.

Direktur Center of Reform on Economics (CORE) Indonesia Muhammad Faisal menyampaikan kondisi perekonomian yang memburuk akibat pandemi terjadi secara luas ke sejumlah negara di seluruh dunia.

Hanya beberapa negara seperti China dan Vietnam yang menurutnya mampu terlepas dari jurang resesi akibat dari aksi penanganan Covid-19 yang cepat dan tepat sejak awal penyebarannya.

Dengan demikian, Faisal menyarankan fokus utama dari program pemulihan ekonomi bisa diimplementasikan dengan lebih cepat. Pemerintah juga diajak untuk membuka diri sehingga solusi terbaik bisa diakomodasi.

“Contohnya, memastikan bansos tepat sasaran itu penting tapi tidak kalah penting distribusinya cepat. Apalagi masyarakat bawah, mereka tidak bisa menunggu lama-lama banyak yang bergantung pada pendapatan harian dan BLT,” ujarnya, Selasa (25/8/2020).

Salah satu stimulus yang dapat dibenahi ialah kartu pra kerja dari sisi kecepatan implementasinya. Saat ini, ada syarat adanya pelatihan untuk dapat mengakses pendanaan.

Hal itu memperlama orang yang kena PHK untuk mendapatkan pendanaan, sekaligus alokasi dana yang bisa digunakan untuk modal itu berkurang untuk biaya pelatihan.

"Itu menjadi distorsi bagi korban PHK. Bagaimana implementasinya dipercepat," imbuhnya.

Faisal memproyeksikan pertumbuhan ekonomi bisa terkontraksi hingga minus 2 persen pada kuartal ketiga tahun ini.

“Kalau dari prediksi kami (PDB kuartal III) minus 2 persen, artinya kalau dari kuartal kedua yang minus 5,3 persen, berarti sudah lebih ringan tingkat kontraksinya,” ungkapnya.

Secara teknis, ramalan tersebut menunjukkan pertumbuhan ekonomi kemungkinan besar akan memasuki jurang resesi pada kuartal ketiga mendatang. Namun, ia menitikberatkan kontraksi ekonomi tersebut harus dilihat dari tren pemulihannya.

“Yang perlu kita ketahui bahwa ketika resesi terjadi, ada tren yang memburuk dan membaik sehingga kita bisa membedakan kondisinya,” sambungnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Editor : Hafiyyan
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper