Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Harga Minyak Rendah Urungkan Niat Investor Migas Tanam Modal

Penerimaan negara dari sektor minyak dan gas bumi dalam nota keuangan RAPBN 2021 ditargetkan mencapai Rp72,44 triliun.
Fasilitas produksi Blok Rokan yang dikelola PT Chevron Pacific Indonesia, Minas, Riau. Dok: SKK Migas
Fasilitas produksi Blok Rokan yang dikelola PT Chevron Pacific Indonesia, Minas, Riau. Dok: SKK Migas

Bisnis.com, JAKARTA — Pelaku usaha di sektor minyak dan gas bumi menyebut harga minyak yang rendah membuat kegiatan investasi lebih lambat.

Direktur Eksekutif Indonesian Petroleum Association Marjolijn Wajong menjelaskan bahwa secara umum harga minyak yang masih rendah memang akan menjadi pertimbangan investor untuk berinvestasi.

"Akan tetapi, keputusannya tentu tergantung pada seberapa baiknya wilayah kerja yang ditawarkan secara geologi maupun fiscal term," katanya kepada Bisnis, baru-baru ini.

Penerimaan negara dari sektor minyak dan gas bumi dalam nota keuangan RAPBN 2021 ditargetkan mencapai Rp72,44 triliun.

Berdasarkan Buku II Nota Keuangan beserta RAPBN Tahun Anggaran 2021, pendapatan negera dari sektor migas dalam RAPBN 2021 ditargetkan Rp72,44 triliun, terdiri atas pendapatan minyak bumi Rp56,01 triliun dan pendapatan gas bumi Rp16,43 triliun.

Target pendapatan sektor migas tersebut naik 35,9 persen dari outlook 2020 yang bakal dikontribusikan oleh sejumlah katalis positif pada tahun depan.

"Hal ini terutama dipengaruhi oleh kenaikan ICP [Indonesia crude price] sebesar US$45 per barel dan lifting gas bumi sebesar 1.007 MBOEPD [million barrel oil equivalent per day] pada RAPBN 2021," kata pemerintah.

Pemerintah menjelaskan bahw perkembangan pendapatan sumber daya (SDA) alam migas selama periode 2016—2020 mengalami pergerakan yang cukup dinamis.

Tren pendapatan sektor migas mengikuti pola tren ICP sehingga saat ICP mencapai titik tertinggi selama periode tersebut, maka pendapatan SDA juga mencapai puncaknya pada saat yang sama.

Pada 2018, ICP mencapai titik tertingginya sebesar US$67,5 per barel, demikian juga dengan pendapatan SDA migas yang mencapai puncaknya sebesar Rp142.789,2 miliar.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Penulis : Muhammad Ridwan
Editor : Zufrizal

Topik

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper