Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Indonesia Harus 'Sehat' Sebelum Harapkan Pemulihan Ekonomi

Perubahan perilaku disiplin jadi kekuatan karena hingga hari ini obat belum tersedia dan vaksin baru akan efektif beberapa bulan ke depan.
Ketua Satuan Tugas Penanganan Covid-19 Doni Monardo dalam diskusi virtual yang bertajuk Kesehatan Pulih, Ekonomi Bangkit di Jakarta, Sabtu (15/8/2020)./Kominfo
Ketua Satuan Tugas Penanganan Covid-19 Doni Monardo dalam diskusi virtual yang bertajuk Kesehatan Pulih, Ekonomi Bangkit di Jakarta, Sabtu (15/8/2020)./Kominfo

Bisnis.com, JAKARTA -- Memasuki bulan kelima sejak pandemi virus corona terjadi di Indonesia, berbagai upaya penanganan telah dilakukan dari yang berskala besar seperti yang dilakukan pemerintah maupun yang berjalan atas dasar kesadaran kolektif publik.

Hingga hari ini, masih ada 33 kabupaten/kota yang berada di zona merah, meskipun jumlahnya sejak Maret sudah berkurang, di samping 35 kabupaten/kota yang masih steril dari kontaminasi virus Covid-19.

Pandemi dan krisis yang menyusul dan dirasakan sekarang adalah bentuk dari efek multiplier krisis kesehatan terhadap ekonomi, sehingga untuk memulihkan ekonomi, kepentingan kesehatan harus diutamakan.

Doni Monardo selaku Ketua Satuan Tugas Penanganan Covid-19 mengatakan krisis ini  hanya dapat diatasi dengan adanya perubahan perilaku disiplin serta kepatuhan pada protokol kesehatan.

"Ini yang menjadi kekuatan kita karena hingga hari ini obat belum tersedia, vaksin baru akan efektif beberapa bulan ke depan," ujarnya dalam diskusi virtual yang bertajuk Optimis Bangkit dari Pandemi di Jakarta, Sabtu (15/8/2020).

Sehingga, dia menambahkan, untuk saat ini diperlukan kesadaran diri dan peran seluruh komponen untuk menekan penularan virus Covid-19 yang lebih besar.

Peran komunikasi publik saat ini adalah hal yang sangat mendasar untuk melakukan edukasi, sosialisasi dan mitigasi khususnya selalui mengingatkan tiga hal preventif yang sangat krusial yakni mengenakan masker, jaga jarak dan mencuci tangan.

Penanganan Covid-19 di Indonesia dari segi ekonomi terus berjalan dengan sejumlah program jangka pendek yang ditujukan untuk pemberdayaan masyarakat dan kesiapan di masa depan.

Budi Gunadi Sadikin Ketua Satgas Pemulihan dan Transformasi Ekonomi Nasional menyampaikan bahwa melalui program Indonesia Kerja, pemerintah telah meluncurkan beberapa program dukungan pemulihan ekonomi.

Di antaranya termasuk Program Pemulihan Ekonomi Nasional dengan anggaran yang dialokasikan sebesar Rp495 triliun.

"Kami fokuskan program ini pada sektor yang paling cepat menyerap anggaran seperti perlindungan sosial, UMKM, bantuan sektoral kementerian dan pemda serta pembiayaan koperasi," katanya.

Alokasi dana bantuan tersebut sudah atau akan disalurkan ke beberapa program penyerapan antara lain Program Keluarga Harapan dan Program Kartu Sembako yang sudah berjalan dengan pagu anggaran masing-masing Rp37,4 triliun dan Rp43,6 triliun.

Dana bantuan ini sebagian besar sudah disalurkan dengan target penerima lebih dari 20 juta keluarga miskin.

Program bantuan lain adalah Bansos Tunai dan Non-Tunai yang diberikan kepada masyarakat di Jabodetabek maupun di daerah lain yang terdampak Covid-19 dengan pagu anggaran Rp39,2 triliun untuk 10,9 juta keluarga miskin.

"Hasil identifikasi ternyata ada pekerja aktif yang mengalami pemotongan gaji atau yang dirumahkan," kata Budi.

Program Bantuan Subsidi Gaji diberikan kepada pengiur BPJS-TK dengan UMR di bawah Rp5 juta untuk perusahaan yang kesulitan dan terpaksa memotong gaji karyawan.

Ada sekitar 15,7 juta tenaga kerja formal yang terdata untuk mendapatkan bantuan Rp600.000 per bulan selama 4 bulan sepanjang 2020 dengan total anggaran Rp37,74 miliar.

Di samping mendukung daya beli masyarakat, bantuan pemulihan ekonomi juga ditargetkan untuk pengusaha mikro melalui Bantuan Presiden Produktif Usaha Mikro yang akan diluncurkan pada 17 Agustus 2020.

Dengan target sasaran 12 juta usaha mikro, dana bantuan akan diberikan dalam bentuk hibah sebesar Rp2,4 juta per pelaku usaha mikro.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper