Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Ini Cara Agar Anggaran Sektor Pariwisata Tepat Sasaran

Ketua Ikatan Cendekiawan Pariwisata Indonesia (ICPI) Azril Azhari menjelaskan sejumlah cara agar anggaran sektor pariwisata pada 2021 bisa tepat sasaran.
Foto udara destinasi wisata pantai Seger di Kawasan Ekonomi Khusus Mandalika di Kuta, Kecamatan Pujut, Praya, Lombok Tengah, NTB, Rabu (12/8/2020).Dalam rangka pemulihan ekonomi nasional pada Kuartal III 2020 pemerintah akan menggelontorkan paket stimulus untuk pariwisata dalam bentuk diskon tiket pesawat ke destinasi wisata serta insentif pajak hotel atau restoran dengan alokasi anggaran hingga Rp25 triliun. ANTARA FOTO/Ahmad Subaidi
Foto udara destinasi wisata pantai Seger di Kawasan Ekonomi Khusus Mandalika di Kuta, Kecamatan Pujut, Praya, Lombok Tengah, NTB, Rabu (12/8/2020).Dalam rangka pemulihan ekonomi nasional pada Kuartal III 2020 pemerintah akan menggelontorkan paket stimulus untuk pariwisata dalam bentuk diskon tiket pesawat ke destinasi wisata serta insentif pajak hotel atau restoran dengan alokasi anggaran hingga Rp25 triliun. ANTARA FOTO/Ahmad Subaidi

Bisnis.com, JAKARTA – Ketua Ikatan Cendekiawan Pariwisata Indonesia (ICPI) Azril Azhari mengemukakan pembangunan pariwisata 2021 dengan anggaran sekitar Rp14,4 triliun yang diarahkan untuk mendorong pemulihan ekonomi di sektor pariwisata berpotensi tidak tepat sasaran.

“Menurut saya itu sangat kurang tepat, karena arahan dari anggaran tersebut belum menyinggung analisis dan evaluasinya. Harusnya, dianalisis dan dievaluasi 5 super destinasi prioritas tersebut, karena paradigma pariwisata dunia telah mengalami pergeseran dari quantity tourism, menjadi quality tourism, dan bahkan saat ini menjadi customized tourism,” tuturnya saat dihubungi Bisnis.com, Jumat (14/8/2020).

Menurut catatan Bisnis.com, pembangunan Pariwisata 2021 dianggarkan sekitar Rp14,4 triliun yang diarahkan untuk mendorong pemulihan ekonomi di sektor pariwisata.

Kebijakan dilakukan melalui pemulihan pariwisata, dengan pengembangan destinasi pada 5 fokus kawasan, yakni Danau Toba, Borobudur, Mandalika, Labuan Bajo, dan Likupang. Kemudian, berfokus juga pada pengembangan aspek 3A, yaitu atraksi, aksesibilitas, dan amenitas.

Selain itu, terdapat fokus dalam peningkatan pada 2P, yaitu promosi dan partisipasi pelaku usaha swasta; pendekatan storynomics tourism yang mengedepankan narasi, konten kreatif, living culture, dan kekuatan budaya; serta pemanfaatan skema KPBU dalam membangun pusat-pusat hiburan, seperti theme park yang akan menyerap banyak wisatawan.

“Harusnya dievaluasi dulu, karena kawasan fokus pada 5 destinasi ini kurang tepat bila jadi prioritas saat ini, seperti menggarami air di laut, atau tidak memberikan dampak terhadap masyarakat setempat, padahal pariwisata seharusnya memberikan hal tersebut, sehingga pariwisata berbasis pada masyarakat [community base tourism],” ujarnya.

Dia menyebutkan bahwa agar tepat sasaran pemerintah perlu melakukan tiga langkah. Pertama, melakukan evaluasi dan analisis terhadap daerah wisata, kedua untuk memetakan daya tarik wisata, dan terakhir memahami daya saing.

“Harus evaluasi dulu arahnya mau kemana. Harus petakan daya tarik wisata kita, artinya keunikan dan keotentikan pariwisata Tanah Air yang perlu dikaji dan diperhatikan secara bijak, dan juga perlu memahami daya saing, kekurangan yang ada perlu segera diperbaiki. Bila ini diperhatikan, dapat memaksimalkan anggaran agar tepat sasaran,” ungkapnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Penulis : Akbar Evandio
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper