Bisnis.com, JAKARTA — Minat investor untuk mengikuti penawaran lelang wilayah kerja minyak dan gas bumi turut dipengaruhi oleh kebijan fiskal di dalam negeri.
Direktur Eksekutif Indonesian Petroleum Association Marjolijn Wajong mengatakan bahwa kendati belum mengkaji lebih jauh 10 wilayah kerja (WK) migas yang bakal ditawarkan tahun ini, lelang turut dipengaruhi oleh sejauh mana kebijakan di suatu negara tersebut bisa lebih menarik minat investor.
"Selain prospeknya, yang penting fiskalnya bersaing dengan penawaran penawaran dari negara lain," katanya kepada Bisnis, Senin (10/8/2020).
Adapun, pada tahun ini pemerintah bakal melelang 10 WK konvensional yang bakal ditawarkan terbagi dalam dua skema yakni penawaran langsung dan lelang reguler.
Untuk wilayah lelang reguler adalah Merangin III (daratan/onshore), Sekayu (daratan), North Kangean (lepas pantai/offshore), Cendrawasih VIII (lepas pantai), Mamberamo (daratan dan lepas pantai), sedangkan untuk penawaran langsung yakni West Palmerah (daratan), Rangkas (daratan), Liman (daratan), Bose (daratan dan lepas pantai), dan Marataua II (daratan dan lepas pantai).
Pelaksana Tugas Direktur Jenderal Migas Ego Syahrial mengungkapkan bahwa secara realistis, pihaknya tidak berharap seluruh WK yang ditawarkan bisa digaet oleh investor.
Baca Juga
Pasalnya, jika mengacu pada kondisi industri hulu migas yang masih berfluktuasi, perusahaan-perusahaan migas global masih menerapkan efisiensi yang berimbas pada pemangkasan anggaran investasinya.
"Singkat kata yang akan kami jawab kami tidak akan menjawab 10-10-nya, terutama penunjukan lelang langsung, tiga atau lima besar sampai akhir tahun ini kami optimistis bisa terjadinya tanda tangan," jelasnya.