Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Soroti PDB Indonesia Kuartal Kedua, Jokowi Godok Transformasi Pariwisata dan Penerbangan

Menurut Presiden Jokowi, lemahnya kontribusi pariwisata dan penerbangan terhadap pertumbuhan PDB kuartal II/2020 menjadi momentum untuk konsolidasi dua sektor tersebut.
Presiden Joko Widodo memberikan  sambutan saat acara penyaluran dana bergulir untuk koperasi di Istana Negara, Jakarta, Kamis (23/7/2020). ANTARA FOTO/Hafidz Mubarak A/Poo
Presiden Joko Widodo memberikan sambutan saat acara penyaluran dana bergulir untuk koperasi di Istana Negara, Jakarta, Kamis (23/7/2020). ANTARA FOTO/Hafidz Mubarak A/Poo

Bisnis.com, JAKARTA - Presiden Joko Widodo menyoroti pertumbuhan ekonomi Indonesia pada kuartal II/2020. Satu sektor yang terkontraksi cukup dalam adalah pariwisata dan penerbangan.

“Kemarin BPS merilis pertumbuhan ekonomi kita di kuartal yang kedua jatuh berada di angka minus 5,32 dan saya melihat sektor yang terdampak, terkontraksi sangat dalam yaitu di sektor pariwisata dan sektor penerbangan,” kata Joko Widodo atau Jokowi saat membuka rapat terbatas dengan topik pembahasan penggabungan Badan Usaha Milik Negara (BUMN) di sektor aviasi dan pariwisata di Istana Merdeka, Jakarta, Kamis (6/8/2020).

Presiden mencatat pada kuartal kedua tahun ini wisatawan mancanegara yang datang ke Indonesia sebanyak 482.000 orang. Jumlah tersebut turun 81 persen secara kuartalan dan turun 87 persen dibandingkan dengan tahun lalu.

Namun hal itu, kata Jokowi, justru menjadi momentum untuk konsolidasi. Saat ini, Indonesia membutuhkan transformasi pada bidang pariwisata dan juga penerbangan.

“Melalui penataan yang lebih baik mengenai rute penerbangan penentuan hub, penentuan super hub,” katanya.

Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat pertumbuhan ekonomi kuartal II/2020 terkontraksi sebesar 5,32 persen (year on year/yoy) dibandingkan 5,07 persen pada periode sama tahun lalu.

Kepala BPS Suhariyanto mengatakan, Produk Domestik Bruto (PDB) Indonesia berdasarkan harga konstan pada kuartal II/2020 sebesar Rp2.589,6 triliun.

"Kalau dibandingkan dengan kuartal I/2020, maka ekonomi Indonesia mengalami kontraksi -4,19 persen," ujarnya.

Sementara itu, kumulatifnya pada semester I/2020 mencapai 1,26 persen. Menurut Suhariyanto, efek domino Covid-19 di mulai dari masalah kesehatan hingga merembet ke masalah sosial dan ekonomi.

"Ini bukan persoalan gampang. Kita bisa melihat negara pada triwulan kedua mengalami kontraksi," ungkap Suhariyanto.

Sebelumnya, Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati memperkirakan ekonomi Indonesia pada kuartal II tahun ini bakal mengalami kontraksi pada kisaran -3,5 persen hingga -5,1 persen dengan titik tengah di -4,3 persen.


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Penulis : Muhammad Khadafi
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper