Bisnis.com, JAKARTA - Menteri Keuangan RI Sri Mulyani menyampaikan sektor keuangan masih menunjukkan situasi normal meski pertumbuhan ekonomi mengalami pertumbuhan negatif 5,32 persen yoy pada kuartal II/2020.
Sri Mulyani menjelaskan saat ini memang bukan situasi yang normal karena dampak pandemi Covid-19 yang besar terhadap perekonomian. Namun, semua indikator menunjukkan sektor keuangan masih normal, tetapi di sisi lain kewaspadaan Komite Stabilitas Keuangan (KSSK) di sektor ini meningkat.
"Kami KSSK juga melakukan forward look, kami simpulkan tantangan akibat covid masih sangat besar ketidakpastiannya, juga kemungkinan second wave harus diwaspadai, ini bisa mempengaruhi sektor keuangan. KSSK menyampaikan saat ini normal, tapi waspada," katanya, Rabu (5/8/2020).
Pada kesempatan yang sama, Gubernur Bank Indonesia Perry Warjiyo menyampaikan saat ini pandemi Covid-19 memang mempengaruhi kondisi ekonomi yang sangat signifikan.
Ekonomi Indonesia pada kuartal kedua tahun ini tercatat negatif 5,32 persen yoy. Meski demikian, kata Perry, sektor keuangan masih tercatat tumbuh positif 1,03 persen yoy, meski lebih rendah dari capaian pada kuartal I/2020 lalu.
"Angka ini menunjukkan sektor jasa keuangan masih tumbuh dan itu juga kenapa kami menurunkan suku bunga, GWM, kemudian menggelontorkan quantitative easing. OJK juga beri pelonggaran restrukturisasi kredit, sehingga kondisi sektor keuangan KSSK jaga, stabil tapi tetap harus waspada," katanya.
Sektor jasa keuangan yang masih baik pun tercermin dari rasio kecukupan modal (Capital Adequacy Ratio/CAR) bank umum yang masih cukup tinggi yakni sebesar 22,59 persen pada kuartal II/2020.
Kecukupan likuiditas juga terjaga dengan baik tercermin dari rasio Alat Likuid terhadap Non-Core Deposit (AL/NCD) per 28 Juli 2020 menguat ke level 130,53 persen dan rasio Alat Likuid terhadap Dana Pihak Ketiga (AL/DPK) berada di level 27,74 persen.
KSSK menyatakan akan terus memperkuat koordinasi kebijakan di antara anggota KSSK dengan meningkatkan kewaspadaan mengantipasi dampak penyebaran Covid-19 yang masih tinggi terhadap prospek perekonomian domestik dan stabilitas sistem keuangan.