Bisnis.com, JAKARTA - PT Aplikasi Karya Anak Bangsa atau Gojek mencatatkan pertumbuhan pengguna layanannya yang menghubungkan ke transportasi publik tumbuh hingga 46 persen setiap tahun. Gojek fokus memposisikan layanannya sebagai angkutan awal dan akhir penggunanya.
Head of Transport Gojek Group Raditya Wibowo mengatakan pengguna Gojek baik fitur ojek online (ojol) maupun taksi online (taksol) yang dimanfaatkan sebagai penyambung menuju transportasi publik seperti kereta dan bus mengalami pertumbuhan paling tinggi.
"Penggunaan Gojek yang menyambung ke public transport, ini penggunaan produk yang paling tinggi, tumbuh 46 persen jadi first mile dan last mile," jelasnya dalam konferensi pers virtual, Selasa (4/8/2020).
Lebih lanjut, ini berkaitan juga dengan semakin terintegrasinya transportasi publik di Jabodetabek, dengan adanya kereta rel listrik, bus TransJakarta, Moda Raya Terpadu (MRT) hingga Lintas Rel Terpadu (LRT).
Dia mencatat, pertumbuhan penumpang yang menuju ke stasiun MRT meningkat lima kali lipat sejak angkutan publik tersebut diluncurkan pada 2018. Pengguna juga beradaptasi dengan transportasi publik yang ada, sehingga keberadaan ojol terutama menjadi pelengkap aktivitas bertransportasi.
Gojek pun mengeluarkan layanan Gotransit yang membantu penggunanya merencanakan perjalanan. Fitur ini membantu memberikan opsi angkutan mana saja yang dapat digunakan di wilayah Jabodetabek untuk melakukan perjalanan.
Baca Juga
"Kalau moda pendukung first mile dan last mile sudah menjadi fokus Gojek sebelum pandemi, Gotransit keluar berdekatan dengan awal pandemi baru keluar, belum sempat dipromosikan," jelasnya.
Dia menilai fokus sebagai angkutan first dan last mile sudah sejak dahulu, kali ini kembali difokuskan mengingat di masa adaptasi kebiasaan baru mulai ada tren kembali menggunakan angkutan umum.
"Saat ini dengan ada adaptasi kebiasaan baru tren mulai agak berbalik, tapi dari selama PSBB transisi ini selalu ada pelanggan yang membutuhkan kami mendukung pelanggan yang masih butuh," ujarnya.