Bisnis.com, SIDOARJO - Perayaan Hari Raya Idul Adha yang pada tahun 2020 ini jatuh pada Hari Jumat, nampaknya dimanfaatkan bagi sebagian pengguna jasa bandara untuk bepergian.
Hal ini nampak pada peningkatan jumlah penumpang penerbangan domestik di Bandara Juanda Surabaya. Empat Hari menjelang Idul Adha atau sejak Senin (27/7/2020) hingga Kamis (30/7/2020), sejumlah 50.692 penumpang telah dilayani Bandara Juanda Surabaya.
“Selama periode Bulan Juli ini, rata-rata kami melayani 10 ribu penumpang per hari. Sejak Senin hingga Kamis jumlah penumpang di atas 11 ribu, kami memprediksi ini dikarenakan libur Hari Raya Idul Adha pada Hari Jumat, sehingga pengguna jasa memiliki waktu lebih untuk pulang atau bepergian,” jelas General Manager Bandara Internasional Juanda Surabaya, Kol. (P) Heru Prasetyo, Jumat (30/7/2020). Pihaknya juga memperkirakan hingga Senin (3/7/2020) jumlah pergerakan penumpang masih akan stabil di atas rata-rata karena arus balik libur Idul Adha.
Heru mengakui bahwa diantara 15 bandara di bawah pengelolaan PT Angkasa Pura I (Persero), Bandara Internasional Juanda merupakan salah satu bandara dengan pertumbuhan penumpang tertinggi selama Periode Bulan Juli.
“Secara akumulatif hingga tanggal 30 Juli, kami telah melayani sejumlah 319.609 penumpang domestik. Jika dibandingkan dengan periode yang sama tahun lalu yakni 1,2 juta penumpang, memang terjadi penurunan jumlah penumpang sebesar 75% yang diakibatkan masih belum pulihnya dunia penerbangan karena dampak pandemi. Namun, seiring waktu berjalan jumlah penumpang harian di Bandara Juanda terus tumbuh, saat ini di kisaran 10 hingga 11 ribu penumpang per harinya. Masih cukup jauh jika dibanding situasi normal sebelum pandemi yakni 50-52 ribu penumpang per hari,” papar Heru.
Menyikapi pertumbuhan penumpang yang semakin membaik, Heru menyatakan beberapa upaya yang telah dijalankan sebagai kesiapan tim manajemen Bandara Juanda.
“Sejak awal kami taat dan patuh atas peraturan yang dikeluarkan Pemerintah Pusat maupun Daerah melalui penambahan beberapa sarana dan fasilitas kebandarudaraan di era adaptasi kebiasaan baru, diantaranya pemeriksaan suhu tubuh penumpang dan petugas bandara, penyediaan cairan pembersih tangan, pengaturan pembatasan tempat duduk di ruang tunggu, pemasangan tanda batas untuk physical distancing, dan lain sebagainya,” jelas Heru. Dirinya melanjutkan, para petugas bandara pun telah siap dengan aturan-aturan pada tatanan kebiasaan baru ini, diantaranya wajib menggunakan Alat Pelindung Diri (APD) serta tugas baru untuk inspeksi penerapan physical distancing di titik-titik rawan seperti ruang tunggu dan area kedatangan.
“Kami upayakan semaksimal mungkin, rekan-rekan Operasi dan Aviation Security telah bekerja dengan sangat maksimal meskipun kami pun sadar ada risiko penularan karena pelayanan publik yang kami berikan. Tapi itu tidak menghalangi kami untuk bekerja dengan totalitas. Namun yang perlu diingat adalah bahwa ini adalah tanggung jawab bersama, upaya yang kami lakukan akan sangat terbantu dengan kesadaran pengguna jasa untuk senantiasa disiplin memakai masker dan menjaga jarak selama berada di bandara,” jelas Heru.
Sementara itu, disinggung terkait penumpang internasional, Heru menjelaskan bahwa pelayanan untuk penumpang internasional tetap berjalan namun penerbangan internasional yang ada masih sebatas pelayanan penerbangan repatriasi mengingat Peraturan Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia Republik Indonesia Nomor 11 Tahun 2020 tentang Pelarangan Sementara Orang Asing Masuk Wilayah Negara Republik Indonesia belum dicabut.
Beberapa maskapai yang melayani penerbangan repatriasi ini adalah Air Asia, Tiger Scoot, dan Garuda Indonesia untuk rute penerbangan Kuala Lumpur dan Singapura.