Bisnis.com, JAKARTA – Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi Luhut Binsar Pandjaitan mendukung penuh pemulihan pariwisata Bali.
Seperti diketahui, pemerintah resmi membuka pariwisata Bali per 31 Juli 2020 dengan pemberlakukan protocol kesehatan ketat untuk mencegah penularan Covid-19.
Luhut mengatakan Bali dan pariwisata adalah dua entitas yang saling melekat dan tak terpisahkan.
"Kita membuka Bali ini bukan asal dibuka, semua itu berangkat daripada berapa jumlah yang infeksi, berapa jumlah yang sembuh berapa tadi mortality rate-nya. Nah itu menjadi acuan, apakah dia masuk zona merah, apa kuning atau hijau," katanya, dikutip dari Antara, Jumat (31/7/2020).
Namun, Luhut juga menyebutkan bahwa kemungkinan Provinsi Bali akan ditutup jika terdapat lokasi yang menjadi zona merah.
“Masalah kesehatan ini penting, oleh karena itu protokol kesehatan jangan sampai ditawar-tawar. Tanpa disiplin ini tadi, Covid-19 tidak akan terkendali dan akan berdampak bagi ekonomi," tegasnya.
Baca Juga
Luhut menyampaikan pariwisata merupakan salah satu bidang yang sangat diperhatikan oleh pemerintah. Hal itu dikarenakan penerimaan negara melalui pariwisata sangat tinggi dan menyerap ratusan tenaga kerja.
Data Badan Pusat Statistik (BPS) menunjukkan 60 persen wisatawan mancanegara yang datang ke Indonesia berwisata ke Bali. Pariwisata Bali juga menyumbang 28,9 persen devisa pariwisata nasional, yakni sebesar Rp75 triliun.
"Presiden berkali-kali mengingatkan kami para pembantunya, bahwa kami harus tangani pariwisata ini dengan benar. Nah untuk itu ada dua kunci yang menurut saya harus kita perhatikan, yaitu penanganan Covid-19 dan penanganan ekonomi," tambahnya.
Menurutnya, penanganan Covid-19 dan pemulihan ekonomi harus berjalan beriringan karena penanganan krisis kesehatan yang benar akan memberikan stimulus bagi perkembangan ekonomi Indonesia.
"Jadi saya ingin menginformasikan sekarang hampir semua sektor itu tertangani dengan baik, program-program bantuan, program-program stimulus itu dilakukan dengan baik," ujarnya. Luhut mengatakan pandemi Covid-19 yang terjadi saat ini memang menjadi tantangan besar bagi sektor pariwisata, tak terkecuali di Bali.
BPS menyebutkan bahwa kunjungan wisatawan mancanegara pada Mei 2020 turun hingga 86,9 persen dibanding tahun sebelumnya. Bank Indonesia juga mencatat bahwa realisasi devisa pariwisata pada Mei 2020 mengalami kontraksi hingga -97,3 persen (year on year).