Bisnis.com, JAKARTA — Kementerian Keuangan meminta supaya Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat, PT Bank Tabungan Negara (BTN) Tbk., PT Sarana Multigriya Finansial, dan pengembang properti berkolaborasi mencari terobosan baru dalam meningkatkan permintaan penjualan properti di tengah pandemi Covid-19.
Wakil Menteri Keuangan Suahazil Nazara mengatakan bahwa pihaknya berharap agar di tengah kondisi saat ini sejumlah pihak mulai dari BTN, SMF dan para pengembang melakukan kolaborasi dan menganalisis yang mendalam di sektor perumahan.
Hingga saat ini untuk sektor perumahan telah berkembang berbagai macam skema bantuan pembiayaan seperti kredit pemilikan rumah (KPR) fasilitas likuiditas pembiayaan perumahan (FLPP) dikelola oleh PPDPP, KPR melalui subsidi selisih bunga (SSB), dan bantuan pembiayaan perumahan berbasis tabungan (BP2BT), serta nantinya ada tabungan perumahan rakyat (tapera).
"Perlu ada sinergi yang baik untuk tapera agar bisa menjadi sumber pembiayaan baru, untuk bisa memenuhi kebutuhan rumah," ujarnya, Rabu (29/7/2020).
Sebelum adanya pandemi Covid-19, terdapat backlog kepemilikan rumah atau defisit perumahan sebesar 11 juta rumah sehingga harus diupayakan secara bertahap memperkecil defisit tersebut.
"Adanya pandemi Covid-19 ini ada perlambatan sehingga perlu dikejar ke depannya," katanya.
Baca Juga
Sektor perumahan ini merupakan sektor yang penting karena memiliki efek berganda relatif tinggi sehingga nisa menarik sektor lainnya seperti konstruksi, tenaga kerja, pertambangan, dan bahan baku lainnya.
Oleh karena itu, kata Wamenkeu, dirinya meminta agar SMF dan BTN untuk dapat memikirkan terobosan baru yang dapat meningkatkan penjualan.
"Saat ini pemerintah menggunakan penempatan dana di bank di mana salah satunya BTN. Saya melihat adanya laporan, peningkatan kredit perumahan dari BTN. Kami akan pantau dan lihat hal tersebut untuk dorong peningkatan permintaan," ucap Suahazil.