Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Permintaan Lemah, Serapan Gas Semester I/2020 Loyo

Berdasarkan data Satuan Kerja Khusus Pelaksana Kegiatan Usaha Hulu Minyak dan Gas Bumi (SKK Migas) serapan gas semester I/2020 sebesar 5.848 Bbtud, lebih rendah dibangkan dengan periode yang sama tahun lalu 6.138 Bbtud.
Fasilitas produksi Pertamina Hulu Mahakam. Istimewa/SKK Migas
Fasilitas produksi Pertamina Hulu Mahakam. Istimewa/SKK Migas

Bisnis.com, JAKARTA – Lemahnya permintaan gas membuat serapan gas sepanjang periode enam bulan pertama tahun ini tercatat lebih rendah dibandingkan dengan tahun lalu.

Berdasarkan data Satuan Kerja Khusus Pelaksana Kegiatan Usaha Hulu Minyak dan Gas Bumi (SKK Migas) serapan gas semester I/2020 sebesar 5.848 Bbtud, lebih rendah dibangkan dengan periode yang sama tahun lalu 6.138 Bbtud.

Kepala SKK Migas Dwi Soetjipto mengatakan bahwa penurunan serapan gas pada periode tersebut dikarenakan lemahnya permintaan dari sektor industri dan kelistrikan.

"Kelistrikan ini yang paling turun, kelistrikan paling besar turun serapan, kemudian industri, pupuk dan LNG domestik dan LNG domestik ini semestinya turunnya ke kelistrikan," katanya, pekan lalu.

Adapun, serapan gas untuk sektor kelistrikan turun menjadi 711 Bbtud dibandingkan dengan semester I/2019 yakni 839 Bbtud, sedangkan serapan sektor industri turun menjadi 1.533 Bbtud dari 1.598 Bbtud pada semester I/2019.

Sementara itu, Deputi Keuangan dan Monetisasi SKK Migas Arief S. mengatakan bahwa realisasi kargo LNG pada semester I/2020 lebih rendah 15 kargo dibandingkan dengan semester I/2019.

Hingga Juni 2020, realisasi kargo LNG hanya sebanyak 104,8 kargo, sedangkan pada pada periode yang sama tahun lalu realisasinya mencapai 120 kargo.

Dia menjelaskan, realisasi lifting tersebut berasal dari kilang Bontang sebanyak 45,2 kargo dan Kilang Tangguh sebesar 59,6 kargo.

Lebih lanjut, Arief mengatakan bahwa realisasi penyerapan domestik sepanjang semester I/2020 melemah. Kargo dari Kilang Bontang hanya terserap 13,2 kargo dan 12,6 kargo dari Kilang Tangguh, sehingga totalnya hanya 25,8 kargo. Semetara serapan domestik pada semester I/2019 sebanyak 29 kargo.

Pelemahan serapan tersebut, kata Arief, salah satunya disebabkan perubahan komitmen PT Perusahaan Listrik Negara (Persero) dalam menyerap LNG yang pada komitmen awal sebanyak 34 kargo menjadi 14 kargo.

"Kemudian ada beberapa drop kargo memang ada beberapa perubahaan komitmen dari sales purchase agreement, kita sebut saja PLN mereka perubahan kargo 14 dari sekitar 34 kargo di tahun 2020 ini memang penyebabnya penurunan serapan gas di Sumatera bagian utara dan Jawa bagian barat karena Covid-19," jelasnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper