Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Pola Pasar Belum Stabil, Penjualan Hunian Brand Kuat Mulai Naik

Kondisi pasar perumahan mulai menunjukkan grafik peningkatan, tetapi pola pasar belum stabil, sehingga pengembang tetap harus berhari-hati.
Perumahan di Taktakan, Serang, Banten, dalam proses pembangunan pada Senin (17/2/2020)./Antara/Asep Fathulrahman
Perumahan di Taktakan, Serang, Banten, dalam proses pembangunan pada Senin (17/2/2020)./Antara/Asep Fathulrahman

Bisnis.com, JAKARTA – Kondisi pasar perumahan Jabodebek-Banten sebagai benchmark pasar perumahan nasional menunjukkan pertumbuhan yang signifikan sejak Pembatasan Sosisal Berskala Besar (PSBB) dilonggarkan, meski beberapa fenomena pergerakan pasar saat ini sulit dijelaskan secara pasti.

Ali Tranghanda, CEO Indonesia Property Watch (IPW), mengatakan hasil riset lembaga itu menunjukkan pasar belum membentuk pola pergerakan yang stabil walaupun proyek-proyek dengan brand yang sudah kuat di pasar relatif mengalami peningkatan penjualan lebih tinggi dibandingkan dengan brand lainnya.

Namun, dia menyatakan pergerakan pasar perumahan pada kuartal II/2020 secara umum cukup menggembirakan di tengah kondisi pandemi corona yang belum pulih.

Tren harga rata-rata per wilayah (Rp/unit)

Lokasi

Q2/2019

Q3/2019

Q4/2019

Q1/2020

Q2/2020

%

Bekasi

602.531.919

492.851.168  

589.616.646

667.279.570

741.670.656

11.1

Bogor

526.755.746  

534.703.444

661.478.161

648.045.115

766.955.023

18.3

Cilegon

254.080.761 

346.541.579

423.150.702

428.735.974

285.846.215

-33.3

Depok

737.866.047

742.954.778

1.117.289.333

966.530.667

1.035.131.591

7.1

Jakarta

1.975.939.000 

2.120.452.206

2.150.180.129

2.311.961.388

1.951.655.381

-15.6

Serang

368.189.758  

269.487.000

477.360.502

415.293.421

460.138.633

10.8

Tangerang

441.167.658 

507.310.724

492.257.652

488.947.267

478.558.035

-2.1

Rata-rata

520.227.267  

509.430.947

581.484.477

585.074.117

562.331.967

-3.9

Menurut Ali, beberapa fenomena pergerakan pasar saat ini sulit untuk dijelaskan secara pasti, paling tidak dalam jangka pendek, karena pasar bergerak sangat dinamis. Kondisi ini masih harus diwaspadai, karena pola pergerakan pasar belum stabil.

“Peningkatan mungkin akan terjadi lagi pada triwulan berikutnya, bila kondisi pandemi tidak semakin buruk,” ungkapnya pada Rabu (15/7/2020) malam WIB.

Dia mengutarakan fenomena yang terjadi saat ini adalah terjadi pergeseran pasar ke segmen yang lebih rendah. Segmen menengah bergeser ke segmen menengah bawah yang membuat pertumbuhan di segmen harga properti kurang dari Rp300 juta mengalami kenaikan.

Sementara itu, tingkat permintaan di segmen harga di bawah Rp 1 miliar tumbuh cukup tinggi, tetapi secara harga jual rata-rata memperlihatkan penurunan.

Sebagian pengembang yang menyasar pasar di kisaran harga Rp500 juta sampai Rp1 miliar, terjebak dalam segmen harga ‘tanggung’.

Di beberapa lokasi, pasokan rumah dengan kisaran harga tersebut menjadi terlalu tinggi di tengah penurunan daya beli. Sebaliknya di wilayah dengan harga lahan yang sudah tinggi, celah pasar di segmen ini cukup besar, tetapi pengembang sulit memasok rumah di segmen ini, kecuali dengan resizing luasan.

“Beberapa pengembang akan mulai mencoba meluncurkan produk baru pada triwulan ketiga tahun ini untuk mengambil celah pasar ini,” ungkap Ali.


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper