Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Garuda Akui Ada Kesulitan Kembalikan Pesawat ke Lessor

Direktur utama Garuda Indonesia Irfan Setiaputra mengatakan saat ini kontraktual sewa pesawat yang masih berlangsung hingga jangka waktu rata-rata 10 tahun - 12 tahun.
Pesawat milik maskapai penerbangan Garuda Indonesia bersiap melakukan penerbangan di Bandara internasional Sam Ratulangi Manado, Sulawesi Utara akhir pekan lalu (8/1/2017)./Bisnis-Dedi Gunawann
Pesawat milik maskapai penerbangan Garuda Indonesia bersiap melakukan penerbangan di Bandara internasional Sam Ratulangi Manado, Sulawesi Utara akhir pekan lalu (8/1/2017)./Bisnis-Dedi Gunawann

Bisnis.com, JAKARTA - PT Garuda Indonesia Tbk. (GIAA) mengupayakan untuk mengembalikan pesawat yang tidak sesuai dengan spesifikasi perusahaan kepada lessor disamping negosiasi dalam menurunkan tarif sewa.

Direktur utama Garuda Indonesia Irfan Setiaputra mengatakan saat ini kontraktual sewa pesawat yang masih berlangsung hingga jangka waktu rata-rata 10 tahun - 12 tahun.

Namun memang terdapat persoalan yang timbul secara kontraktual lebih berpihak kepada lessor. Alhasil manajemen juga melakukan pendalaman secara legal.

Selain itu Irfan tak memungkiri banyak lessor yang tidak bersedia maskapai mengembalikan pesawatnya sebab tidak ada pasar maskapai baru yang membutuhkan.

"Nampaknya hari ini lessor tidak bersedia untuk pesawatnya dikembalikan ke mereka karena pada dasarnya dengan kondisi dunia penerbangan di selueurh dunia hari ini tidak ada airlines yang membutuhkan pesawat baru," jelasnya, Selasa (14/7/2020).

Namun, saat ini maskapai dengan jenis layanan penuh tersebut juga tengah meminta ganti kerugian kepada produsen airbus. Langkah itu dilakukan lewat pemerintah Inggris dengan bantuan Kemenkumham yang sudah menyampaikan surat tertulis.

Emiten berkode saham GIAA juga menyesuaikan jumlah penumpang dengan kedatangan pesawat baru.

Pada tahun ini seharusnya garuda menerima 4 pesawat airbus dan sedang dinegosiasikan agar menunda penerimaan itu.

Langkah menunda kedatangan pesawat ini bukan kali pertamanya dilakukan oleh maskapai BUMN ini. Garuda pernah menunda kedatangan pesawat Boeing 737 Max 8 akibat kecelakaan yang menimpa maskapai Lion Air dan Ethiopia Airlines.

Irfan menuturkan kala itu total kontrak jenis pesawat Boeing 737 Max 8 mencapai 50 pesawat. Namun, Garuda baru menerima 1 pesawat yang kemudian akibat peristiwa jatuhnya pesawat segera dilarang terbang atau grounded.

"Di samping itu secara kontraktual km punya kewajiban menerima 49 armada 737 MAX. Kami baru terima 1. secara kontraktual ada 50 737 MAX. kita sudah terima satu karena kondisi ada yang jatuh kesepakatan semua pesawat tersebut kita groundendkan," tekannya


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper