Bisnis.com, JAKARTA - Kementerian Perhubungan (Kemenhub) terus mendekati Uni Emirat Arab (UEA) guna mengejar investor swasta dari mulai investasi KPBU pelabuhan hingga belajar soal konsep ibu kota negara (IKN) baru.
Menteri Perhubungan Budi Karya Sumadi bertemu dengan Duta Besar Uni Emirat Arab (UEA) Abdulla Salem Al Dhaheri melakukan courtesy call membahas kelanjutan kerja sama di sektor transportasi di antara kedua negara.
Dalam pertemuan tersebut, Menhub mendorong sektor swasta di UEA untuk turut berpartisipasi dan berinvestasi dalam proyek pengembangan infrastruktur transportasi di Indonesia melalui skema kerja sama pemerintah dan badan usaha (KPBU). Sebagai contoh, Perusahaan Pelabuhan Dubai telah bertemu dengan Kemenhub pada Februari 2020 dan menunjukkan minat mereka dalam pengembangan pelabuhan di Indonesia.
“Kerja sama yang telah terjalin telah meningkatkan sektor pariwisata dan konektivitas masyarakat. Saya percaya bahwa ke depan kami dapat mengintensifkan kerjasama tidak hanya terbatas pada sektor penerbangan dan kelautan,” ungkapnya dalam siaran pers, Rabu (8/7/2020).
Terkait dengan rencana pemindahan ibu kota Indonesia ke Kalimantan Timur, Kementerian Perhubungan ditugaskan untuk membangun sistem transportasi yang cerdas dan ramah lingkungan. Pemerintah Indonesia mengundang dan menyambut gagasan dan investasi untuk mendukung upaya penting ini.
Melalui kerja sama dengan Islamic Development Bank (IsDB), Menhub mengundang dan mendorong kerja sama untuk transfer pengetahuan dan keahlian dari Pemerintah UEA ke Kementerian Perhubungan dalam mengembangkan kota pintar yang ada di sana yaitu Masdar City.
Baca Juga
"Masdar City dapat menjadi referensi kami dalam pengembangan sistem transportasi yang sustainable, clean and smart mobility di IKN Baru,” jelasnya.
Menhub mengatakan kerja sama bilateral di sektor transportasi antara Indonesia dan Uni Emirat Arab telah terjalin selama bertahun-tahun terutama di bidang penerbangan.
Indonesia dan Uni Emirat Arab telah mempertahankan kerja sama di bidang penerbangan sipil sejak penandatanganan Perjanjian Layanan Udara pada 8 Februari 1989. Sejak saat itu, maskapai penerbangan dari UEA telah menikmati konektivitas ke Jakarta dan Denpasar.