Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Dirut Krakatau Steel (KRAS): Semester I/2020 Bisa Untung

Krakatau Steel memprediksi pendapatan sebelum pajak, bunga, dan depresiasi (EBITDA) terus positif selama kuartal I/2020.
Menteri BUMN Erick Thohir (kanan) berbincang dengan Direktur Utama PT Krakatau Steel (Persero) Tbk Silmy Karim (kiri) saat Public Expose Krakatau Steel 2020 di Kantor Kementerian BUMN, Jakarta, Selasa (28/1/2020)./ANTARA - Indrianto Eko Suwarso
Menteri BUMN Erick Thohir (kanan) berbincang dengan Direktur Utama PT Krakatau Steel (Persero) Tbk Silmy Karim (kiri) saat Public Expose Krakatau Steel 2020 di Kantor Kementerian BUMN, Jakarta, Selasa (28/1/2020)./ANTARA - Indrianto Eko Suwarso

Bisnis.com, JAKARTA - PT Krakatau Steel (Persero) Tbk. atau KS menduga laba perseroan akan kembali berada di zona hijau secara konsolidasi pada kuartal II/2020. Namun demikian, jika hanya menghitung hasil produksi, perseroan diramalkan bakal merugi.

Direktur Utama Krakatau Steel Silmy Karim mendata pendapatan sebelum pajak, bunga, dan depresiasi (EBITDA) terus positif selama kuartal I/2020 yakni US$7,7 juta pada Januari, US$10 juta pada Februari, dan US$9,8 juta pada Maret.

Namun demikian, tren yang sama diragukan dapat berlanjut pada kuartal II/2020. Pasalnya, pasar baja nasional terkontraksi hingga 70 persen pada kuartal II/2020 dibandingkan dengan kuartal sebelumnya.

"Kalau kuartal II/2020 [tetap positif] hebat. Tapi, akumulasi semester I/2020, [atau] atas apa yang dicapai dari kuartal I/2020 ke kuartal II/2020, itu [pendapatan operasional] bisa positif," katanya dalam rapat dengan pendapat bersama Komisi VI DPR, Rabu (8/7/2020).

Silmy menjelaskan kondisi tersebut lantaran para anggota dewan meragukan pembukuan KS yang positif pada kuartal I/2020. Pasalnya, laporan keuangan KS selama delapan tahun berturut-turut berada di zona merah.

Selain itu, tercatat volume penjualan perseroan pada kuartal I/2020 terkontraksi sekitar 3 persen secara tahunan. Namun demikian, Silmy menjelaskan bahwa positifnya pendapatan operasional perseroan disebabkan oleh menurunnya biaya produksi akibat efisiensi.

Silmy menjabarkan bahwa pihaknya melakukan optimalisasi biaya di beberapa sektor seperti biaya tenaga kerja, mengurangi tenaga kerja outsource, memperpendek siklus kas, menurunkan biaya suku cadang, dan mengurangi biaya perlengkapan. "Jadi, penghematan ke operation excellence."

Silmy menyampaikan pihaknya baru dapat melakukan penghematan tersebut pada kuartal I/2020 lantaran beberapa hal seperti penyelesaian perubahan kultur, penyelesaian perubahan organisasi, dan penyelesaian isu investasi blast furnace.

Namun demikian, anggota dewan tetap mempertanyakan lambatnya pelaksanaan strategi tersebut mengingat Silmy telah mengepalai KS sejak akhir kuartal III/2018.


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Penulis : Andi M. Arief
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper