Bisnis.com, JAKARTA - Ratusan mitra pengemudi Gojek Indonesia berunjuk rasa di Kantor Gojek Padang, Sumatera Barat (Sumbar) untuk menyuarakan beberapa tuntutan yang berpengaruh pada pendapatan harian.
"Kami menyampaikan keberatan terhadap beberapa hal yang menurut kami berpengaruh pada pendapatan pengendara," kata pimpinan aksi unjuk rasa Hendri Rizaldi.
Dia menuturkan tuntutan pertama adalah soal penetapan tarif yang dinilai tidak masuk akal, yaitu sebelumnya Rp9.200 kini dinaikkan menjadi Rp10.000/order. Sementara, potongan yang dikenakan melebihi 20 persen.
Kedua adalah keberatan soal program Berkat yang justru menghilangkan skema bonus sehingga berdampak terhadap pendapatan pengemudi. Program Berkat memiliki skema pemenuhan 13 poin.
Hendri menjelaskan para pengemudi yang belum memenuhi 13 poin dan pendapatannya di bawah angka Rp90 ribu, maka akan dipenuhi oleh manajemen. Adapun, yang memenuhi poin 13 mendapatkan intensif sebesar Rp90 ribu tidak dipenuhi lagi oleh Gojek Indonesia.
Ketiga, pihaknya juga menyatakan keberatan terhadap sistem verifikasi muka yang diberlakukan Gojek, karena dinilai akan menghilangkan kesempatan pengemudi yang belum mempunyai akun untuk mencari nafkah.
Baca Juga
Sementara itu, Head of Regional Corporate Affairs Sumbagut Gojek Dian L Toruan menanggapi tentang penolakan program Berkat. Program itu mempunyai niatan baik untuk membantu mitra pengemudi menanggulangi dampak Covid-19, mengingat turunnya mobilitas masyarakat.
"Mobilitas masyarakat yang menurun drastis berdampak pada sepinya order yang dijalankan oleh jutaan mitra driver di seluruh Indonesia, maka program ini hadir untuk membantu pengemudi memenuhi pendapatan harian," jelasnya.