Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Harga Batu Bara Melemah, APBI : Produksi Perlu Dikendalikan

Dengan kondisi saat ini, kata APBI, semestinya pemerintah mengurangi target produksi batu bara tahun ini yang sebesar 550 juta ton.
Salah satu lokasi pertambangan batu bara di Kalimantan Timur./JIBI-Rachmad Subiyanto
Salah satu lokasi pertambangan batu bara di Kalimantan Timur./JIBI-Rachmad Subiyanto

Bisnis.com, JAKARTA — Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral diminta agar segera mengendalikan produksi batu bara sepanjang tahun ini sehingga tak membuat harga batu bara terpuruk.

Direktur Eksekutif Asosiasi Pertambangan Batubara Indonesia (APBI) Hendra Sinadia mengatakan bahwa harga batu bara acuan yang rendah saat ini dikarenakan terjadinya kelebihan pasok karena permintaan akan batu bara yang sedikit.

"Ini karena demand rendah, supply-nya kuat," ujarnya kepada Bisnis, Jumat (3/7/2020).

Menurutnya, dengan kondisi saat ini semestinya pemerintah mengurangi target produksi batu bara tahun ini yang sebesar 550 juta ton. Produksi batu bara saat ini perlu dikendalikan karena kelebihan pasok.

"Jika tren produksi masih tinggi dikhawatirkan harga batu bara masih di level US$50 per ton hingga akhir tahun," katan Hendra.

Saat ini, kondisi perekonomian secara perlahan mulai menggeliat termasuk China. Bergeraknya perekonomian akan mendorong peningkatan permintaan energi termasuk batu bara.

"Meski demikian, kondisi pasar batu bara masih dalam situasi kelebihan pasokan atau oversupply. Diharapkan secara perlahan permintaan akan batu bara semakin meningkat ke depannya," ucapnya.

Hendra berharap secara perlahan permintaan akan meningkat hingga akhir tahun apalagi pada kuartal IV beberapa negara akan memasuki musim dingin sehingga permintaan akan batu bara biasanya meningkat.

Namun, kekhawatiran akan kemungkinan gelombang kedua, serangan virus Covid-19 masih tetap membayangi perekonomian di beberapa negara termasuk China karena penyebaran Covid-19 itu awalnya terjadi masa musim dingin Desember 2019.

Ketua Umum APBI Pandu Sjahrir menambahkan harga batu bara terus menunjukkan tren penurunan sejak awal 2020 yang didorong oleh kondisi kelebihan pasokan batu bara termal karena permintaan merosot drastic, sedangkan pasokan relatif masih kuat.

Sebelumnya Bisnis memberitakan, harga batu bara acuan Juni 2020 terkoreksi kembali ke angka US$52,16 per ton.

Kepala Biro Komunikasi, Layanan Informasi Publik, dan Kerja Sama Kementerian ESDM Agung Pribadi mengatakan bahwa angka tersebut turun tipis sebesar US$0,82 per ton dari Juni, yaitu US$52,98 per ton.

Penurunan harga diakibatkan oleh sentimen yang sama pada bulan lalu yaitu minimnya serapan pasar global terhadap permintaan pasokan batu bara Indonesia.


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Penulis : Yanita Petriella
Editor : Zufrizal
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper