Bisnis.com, JAKARTA — Harga batu bara acuan Juni 2020 terkoreksi kembali dan menjadi US$52,16 per ton.
Kepala Biro Komunikasi, Layanan Informasi Publik, dan Kerja Sama Kementerian ESDM Agung Pribadi mengatakan bahwa angka tersebut turun tipis sebesar US$0,82 per ton dari Juni, yaitu US$52,98 per ton.
Penurunan harga diakibatkan oleh sentimen yang sama pada bulan lalu yaitu minimnya serapan pasar global terhadap permintaan pasokan batu bara Indonesia.
Menurutnya, faktor paling signifikan adalah stok batu bara di India dan China terbilang cukup tinggi.
“Dua negara tadi sedang mengutamakan terlebih dahulu pasokan dalam negeri," ujarnya, Jumat (3/7/2020).
Pengurangan suplai batu bara dari Indonesia tak lepas dari adanya pengaruh kuat dari dampak Covid-19 yang membatasi pergerakan ekonomi masing-masing negara.
Baca Juga
Pihaknya tak menampik harga batu bara acuan (HBA) mengalami tren penurunan sejak Word Health Organization menetapkan Covid-19 sebagai pandemi pada pertengahan Maret lalu.
Menurut Agung, di tengah pandemi, ada kecenderungan peralihan ke sumber energi alternatif dalam negeri. "Tak bisa dipungkiri lagi sejak adanya pandemi menggeser pola konsumsi energi ke sumber alternatif lain."
HBA sempat menguat sebesar 0,28 persen pada angka US$67,08 per ton pada Maret dibanding bulan Februari US$66,89 per ton.
Kemudian, HBA mengalami pelemahan ke angka US$65,77 per ton pada April dan US$61,11 per ton. Posisi HBA ini merupakan harga terendah sejak tahun 2016 karena saat itu HBA Februari 2016 pernah menyentuh angka US$50,92 per ton.
Sebagai informasi, HBA sendiri diperoleh dari rata-rata indeks Indonesia Coal Index (ICI), Newcastle Export Index (NEX), Globalcoal Newcastle Index (GCNC), dan Platts 5900 pada bulan sebelumnya.
Kualitas yang disetarakan pada kalori 6.322 kcal per kilogram GAR. Nantinya, harga ini akan digunakan secara langsung dalam jual beli komoditas batu bara (spot) selama 1 bulan pada titik serah penjualan secara free on board di atas kapal pengangkut.