Bisnis.com, JAKARTA - Penerapan Traffic Separation Scheme (TSS) atau Pemisahan Bagan Alur Laut di Selat Sunda dan Selat Lombok harus dapat digali potensi komersialnya karena dapat membantu membangkitkan ekonomi nasional.
Pengamat kemaritiman Institut Teknologi Surabaya (ITS) Raja Oloan Saut Gurning mengatakan terdapat potensi komersial dan ekonomi yang tentu dapat dibangkitkan dari layanan yang dasarnya berupa obligasi formal secara internasional.
"Tentu terbuka untuk permintaan layanan lanjutan sebagai bagian dari proses lalu-lalang kapal khususnya klaster kapal internasional. Utamanya berbagai kategori armada berbadan besar seperti VLCC Tanker, bulker curah kering, serta kapal kontainer yang mungkin membutuhkan berbagai jasa atas kapal, awak kapal dan layanan tambahan lainnya," jelasnya kepada Bisnis.com, Rabu (1/7/2020).
Dia mencontohkan layanan komersil yang dapat dilakukan diantaranya layanan tunda, layanan bunkering, layanan transit termasuk ship to ship transfer, layanan suplai spare-parts kapal, layanan pergantian kru kapal, termasuk layanan proteksi lingkungan dan asuransi keselamatan lainnya.
Menurutnya, potensi komersialisasinya mungkin sekitar 0,3--5,0 US/GT kapal atas berbagai layanan yang dapat dilakukan lewat pola marine-advisory yang secara empirik juga dilakukan oleh berbagai entitas komersial di Selat Malaka dan Selat Singapura.
"Saya kira secara awal usaha yang dilakukan dan ditunjukkan pemerintah merupakan sebuah komitmen sekaligus memberikan impresi baik bagi masyarakat maritim internasional terhadap komitmen Indonesia untuk mendukung keselamatan dan keamanan operasi armada kapal dunia yang melewati dua selat penting kita yaitu Selat Sunda dan Selat Lombok," paparnya.
Baca Juga
Dia menegaskan secara internasional, Indonesia mendapat kredit sekaligus apresiasi dunia internasional lewat pengakuan IMO serta dibuktikan dengan kesiapan Indonesia memenuhi target 1 Juli 2020.
Komitmen ini memberikan konsekuensi bagi Indonesia untuk mempertahankan kualitas operasi pelayaran lewat kedua selat utama Indonesia ini lewat berbagai infrastruktur armada pengamanan dan penundaan, informasi struktur navigasi (VTS/AIS) serta SDM serta dukungan penyediaan alur dan TSS yang dipertahankan kehandalannya.
Khususnya dalam merasionalisasi berbagai potensi resiko kejadian pergerakan kapal. Khususnya potensi tubrukan baik head-on, over-taking dan perpotongan (crossing) yang mungkin justru banyak merupakan kepentingan dan dampak bagi trafik domestik pelayaran nasional.