Bisnis.com, JAKARTA - Sejumlah ekonom memperkirakan inflasi pada Juni 2020 akan lebih rendah dibandingkan bulan-bulan sebelumnya.
Chief Economist Bank BNI Ryan Kiryanto memprediksi inflasi pada Juni 2020 akan sebesar 1,79 persen secara tahunan (year-on-year/yoy).
"Secara bulanan, inflasi diprediksi berkisar 0,02 persen secara bulanan [month-to-month]," katanya kepada Bisnis, Selasa (30/6/2020).
Ryan mengatakan komoditas bahan pangan seperti telur ayam dan daging ayam akan menjadi bahan pangan pendorong inflasi, di tengah penurunan harga yang dialami beberapa komoditas pangan lainnya.
Adapun, beberapa komoditas pangan yang mengalami deflasi diantaranya beras, daging sapi, bawang putih, cabai merah, jeruk, emas perhiasan, tarif angkutan udara, dan gula pasir.
Menurut Ryan, pembatasan sosial berskala besar (PSBB) yang diperpanjang di berbagai daerah menyebabkan aktivitas masyarakat masih terbatas. Meski angkutan penerbangan, kereta api, dan bus sudah mulai diijinkan beroperasi kembali, namun jumlah penumpangnya masih terbatas.
Baca Juga
"Kegiatan rekreasi belum pulih, meskipun beberapa tempat rekreasi sudah mulai membuka operasionalnya. Dampak perekonomian akibat PSBB dalam beberapa bulan ini mulai terlihat," ujar Ryan.
Dia menambahkan, kemampuan berbelanja masyarakat juga semakin terbatas karena mengalami penurunan penghasilan akibat ditutupnya tempat usaha, serta bertambahnya jumlah karyawan yang kehilangan pekerjaan.
Senada, Ekonom Bank Permata Josua Pardede memperkirakan inflasi bulan Juni 2020 menurun menjadi sebesar 0,02 persen mtm, dari bulan sebelumnya yang tercatat 0,07 persen mtm.
Secara tahunan, inflasi Juni 2020 diperkirakan mencapai 1,80 persen yoy dari bulan sebelumnya yang tercatat 2,19 persen yoy.
Menurutnya, rendahnya inflasi Juni 2020 didorong oleh potensi deflasi kelompok harga bergejolak terindikasi dari penurunan harga sebagian besar komoditas pangan seperti; beras (-0,42 persen mom); daging sapi (-0,75 persen mom); bawang putih (-18,2 persen mom); cabai merah (-1,99 persen mom); cabai rawit (-1,88 persen mom); minyak goreng (-0,55 persen mom) dan gula pasir (-6,34 persen mom).
Sementara beberapa harga komoditas pangan yang cenderung naik, yaitu daging ayam (14,74 persen mom) dan telur ayam (4,11 persen mom).
"Tren penurunan sebagian harga komoditas pangan tersebut menunjukkan koordinasi pengendalian inflasi di tingkat nasional dan daerah cenderung baik di tengah pandemic Covid-19 ini," jelasnya.
Josua menambahkan, inflasi inti juga diperkirakan masih cenderung rendah dengan laju pertumbuhan 2,35 persen yoy, dari bulan sebelumnya yang tercatat 2,65 persen yoy, dipengaruhi oleh inflasi sisi permintaan yang cenderung rendah, serta penurunan harga emas perhiasan sepanjang bulan Juni sebesar -0,33 persen mom.
"Inflasi sisi permintaan yang rendah tersebut juga dipengaruhi oleh lemahnya permintaan di tengah turunnya daya beli konsumen," tambahnya.